Posisi Tidur Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantung dan Otak

28 Januari 2025 11:15
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dengan memperhatikan posisi tidur yang tepat, kesehatan jantung dan otak dapat terjaga dengan lebih baik.

Sahabat.com - Tidur memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh, termasuk jantung dan otak. Berbagai penelitian telah mengungkapkan dampak tidur terhadap kesehatan, namun pertanyaan mengenai posisi tidur seperti telentang, miring, atau tengkurap, masih jarang mendapat perhatian. Meski demikian, para ahli mengungkapkan bahwa posisi tidur dapat berpengaruh, terutama dalam beberapa kondisi tertentu.

Menurut Dr. Rachel Salas, seorang ahli saraf tidur dari Johns Hopkins Center for Sleep and Wellness, posisi tidur umumnya dipilih berdasarkan preferensi pribadi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kenyamanan kasur, letak jendela, serta kondisi fisik atau cedera kronis. Namun, Salas juga menekankan bahwa meski posisi tidur sering kali menjadi pilihan pribadi, penelitian mengenai dampaknya terhadap kesehatan masih terbatas.

Posisi tidur dapat memengaruhi penderita gagal jantung, sebuah kondisi di mana jantung tidak memompa darah dengan efektif. Penderita gagal jantung sering merasakan sesak napas yang memburuk ketika tidur miring ke kiri, sehingga banyak yang memilih tidur miring ke kanan. Di sisi lain, posisi miring ke kiri dapat lebih bermanfaat bagi penderita penyakit gastroesophageal reflux (GERD) dan dapat membantu aliran darah pada wanita hamil.

Dr. Devin L. Brown, seorang profesor neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Michigan, menambahkan bahwa beberapa penelitian juga menyelidiki bagaimana posisi tidur mempengaruhi cara otak membuang zat sisa. Namun, menurut Brown, belum ada kesimpulan pasti mengenai waktu tidur yang optimal.

Salah satu kondisi yang paling dipengaruhi oleh posisi tidur adalah sleep apnea, yang menyebabkan gangguan pernapasan selama tidur. Dr. Susan Redline, Profesor Kedokteran Tidur di Rumah Sakit Brigham and Women’s, menyatakan bahwa sleep apnea cenderung lebih parah pada orang yang tidur telentang dibandingkan saat tidur miring. Sleep apnea dapat memengaruhi kesehatan jantung dengan meningkatkan risiko hipertensi, detak jantung tidak teratur, dan bahkan stroke.

Dalam sebuah penelitian tahun 2011 yang dipublikasikan dalam jurnal *Sleep Medicine*, Dr. Brown dan timnya menemukan bahwa menghindari tidur telentang dapat sedikit mengurangi keparahan sleep apnea pada pasien yang pernah mengalami stroke. Namun, para ahli masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara pengobatan sleep apnea dan risiko stroke.

Sebagian orang mungkin mengalami yang disebut apnea tidur obstruktif posisional, di mana apnea hanya terjadi pada posisi tidur tertentu, terutama ketika tidur telentang. Untuk mengatasi masalah ini, Salas dan Redline mencatat adanya perangkat yang membantu mengingatkan orang untuk bergeser posisi, atau bahkan pakaian khusus yang mendorong seseorang untuk tidur miring.

Dr. Redline juga menekankan pentingnya tidur yang cukup untuk kesehatan jantung dan otak. American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar orang dewasa tidur antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam. "Tidur memengaruhi setiap sistem tubuh, termasuk kesehatan pembuluh darah dan sistem kekebalan tubuh," ujar Redline.

Sementara itu, Salas menambahkan bahwa meski banyak orang enggan mengubah posisi tidur mereka, perubahan sederhana seperti mengganti bantal atau menambah penyangga di antara lutut untuk mengurangi nyeri punggung dapat membuat perbedaan besar. Jika Anda merasa tidur tidak cukup atau mengalami masalah pernapasan saat tidur, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis.

Dengan memperhatikan posisi tidur yang tepat, kesehatan jantung dan otak dapat terjaga dengan lebih baik. Seperti yang disarankan oleh Salas, tidur harus menjadi prioritas utama, dan hanya kita yang dapat memastikan kualitas tidur yang optimal.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment