Suka Melamun Saat Jalan-Jalan? Ternyata Otak Kamu Sedang Bekerja Keras Tanpa Kamu Sadari!

Sahabat.com - Pernah nggak sih kamu cuma jalan santai keliling mal atau bengong sambil menyusuri gang-gang kota, lalu mikir, “Ngapain juga gue buang-buang waktu kayak gini?” 

Nah, ternyata menurut riset terbaru dari Janelia Research Campus milik Howard Hughes Medical Institute, aktivitas seperti itu justru bisa bikin otak kamu belajar lebih cepat!

Tim ilmuwan dari laboratorium Pachitariu dan Stringer berhasil merekam aktivitas puluhan ribu neuron di otak secara bersamaan. 

Hasilnya? Otak kita tetap belajar meski nggak sedang ngerjain tugas atau punya tujuan khusus. Saat kita lagi jalan-jalan santai, otak—terutama bagian korteks visual yang bertanggung jawab buat ngolah informasi penglihatan—ternyata sedang membangun semacam “peta dunia” versi internal. Ini bisa jadi bekal super berguna saat nanti kita beneran harus fokus atau belajar sesuatu yang baru.

"Meski kamu lagi melamun, jalan-jalan tanpa arah, atau ngerasa nggak ngelakuin apa-apa yang penting, kemungkinan besar otak kamu tetap kerja keras. Dia nyimpen informasi tentang lingkungan sekitarmu, dan menata dunia dalam kepala kamu. Jadi nanti saat kamu beneran butuh fokus, otak kamu udah siap kasih yang terbaik," jelas Marius Pachitariu, pemimpin riset dari Janelia.

Penelitiannya sendiri dilakukan dengan eksperimen unik menggunakan tikus yang ‘dilempar’ ke dunia virtual reality. Mereka dibuat berlari di koridor virtual dengan berbagai tekstur visual. Beberapa tekstur ini dikaitkan dengan hadiah, sedangkan yang lain nggak. 

Setelah para tikus mulai ngerti “aturan main”-nya, peneliti mulai ubah-ubah sedikit lingkungan mereka—mirip kayak kamu yang tiba-tiba nemu jalur baru saat jalan pagi.

Dengan alat canggih bernama Rastermap, para ilmuwan bisa melihat pola aktivitas neuron secara detail. Dan kejutan pun datang: sebagian area di korteks visual tikus aktif meskipun mereka belum dilatih untuk ngerjain tugas tertentu. 

Tapi ketika tugas mulai dikenalkan, area lain di otaknya yang langsung ‘on’. Yang lebih mengejutkan lagi, tikus yang dibiarkan menjelajah bebas lebih cepat belajar mengaitkan tekstur dengan hadiah dibanding tikus yang langsung dikasih tugas.

"Artinya, kamu nggak harus selalu punya guru atau target untuk bisa belajar. Kamu bisa belajar secara nggak sadar hanya dengan eksplorasi lingkungan sekitar. Ini persiapan alami otak buat menghadapi tantangan di masa depan," kata Lin Zhong, peneliti postdoktoral yang memimpin eksperimen ini. 

"Saya kaget banget. Saya udah sering bikin eksperimen perilaku sejak S3, tapi nggak nyangka kalau tanpa pelatihan pun otak bisa berubah kayak gitu."

Penelitian ini juga mengungkap bahwa area korteks visual berbeda-beda fungsinya: ada yang khusus buat pembelajaran bebas dan eksploratif, ada juga yang baru aktif saat ada tugas spesifik. Jadi otak kita mungkin bekerja dengan dua sistem sekaligus—yang satu buat mengenali fitur lingkungan tanpa arahan, dan satu lagi buat memahami maknanya begitu ada tugas tertentu.

Penemuan ini membuka jalan baru dalam memahami cara kerja pembelajaran di otak. Kalau selama ini para ilmuwan lebih fokus ke pembelajaran terarah (supervised learning), kini mereka bisa mulai menelusuri pembelajaran bebas (unsupervised learning). 

“Kalau ternyata pembelajaran bebas ini justru jadi cara utama otak belajar, ya kita harus mulai mempelajari sistem itu juga,” tegas Pachitariu.

Menariknya lagi, semua ini bisa terjadi berkat teknologi canggih yang mereka pakai: sebuah mikroskop raksasa yang bisa merekam hingga 90.000 neuron dalam satu waktu. Kombinasi alat, tim pendukung, dan kebebasan mengeksplorasi ide liar jadi kunci sukses riset ini.

"Fleksibilitas untuk ngerjain proyek skala besar dalam satu lab, tanpa harus selalu punya rencana konkret, itulah yang bikin kami bisa nemuin hal-hal baru kayak gini," tutup Pachitariu.