Anak di Los Angeles Meninggal Dunia Gara-Gara Komplikasi Campak yang Jarang Terjadi, Padahal Sudah Sembuh

12 September 2025 16:24
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Anak ini terkena campak ketika masih bayi, sebelum usianya cukup untuk mendapat vaksin MMR (measles, mumps, rubella). Vaksin pertama seharusnya diberikan pada usia 12 hingga 15 bulan, lalu dilanjutkan dengan dosis kedua saat anak berusia 4 hingga 6 tahun.

Sahabat.com - Sahabat, kabar menyedihkan datang dari Los Angeles. Seorang anak sekolah meninggal dunia akibat komplikasi langka dari campak, bertahun-tahun setelah ia sebenarnya sudah sembuh dari penyakit tersebut. 

Dinas kesehatan Los Angeles County menyampaikan peringatan serius ini sekaligus menekankan pentingnya vaksinasi.

Anak ini terkena campak ketika masih bayi, sebelum usianya cukup untuk mendapat vaksin MMR (measles, mumps, rubella). Vaksin pertama seharusnya diberikan pada usia 12 hingga 15 bulan, lalu dilanjutkan dengan dosis kedua saat anak berusia 4 hingga 6 tahun. 

Meski sempat pulih, beberapa tahun kemudian ia mengalami gangguan otak progresif yang sangat langka, dikenal sebagai subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). 

Penyakit ini bisa muncul 2 sampai 10 tahun setelah infeksi campak pertama kali terjadi, dan hampir selalu berakhir fatal.

“Kasus ini adalah pengingat yang menyakitkan tentang betapa berbahayanya campak, terutama bagi anggota masyarakat kita yang paling rentan,” ujar Dr. Muntu Davis, petugas kesehatan Los Angeles County. 

Ia menambahkan, “Vaksinasi bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga melindungi keluarga, tetangga, dan anak-anak yang terlalu kecil untuk divaksinasi.”

Risikonya memang nyata. Menurut dinas kesehatan setempat, sekitar 1 dari 10.000 orang yang pernah terkena campak bisa mengembangkan SSPE, tetapi risikonya jauh lebih tinggi jika tertular saat bayi, yakni 1 dari 600. 

Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat, membuat penderitanya bisa mengalami kejang, kehilangan kemampuan berjalan, koma, hingga akhirnya meninggal dunia dalam 1 sampai 3 tahun setelah didiagnosis.

Di Amerika Serikat, angka vaksinasi campak dalam beberapa tahun terakhir menurun. Data menunjukkan kurang dari 93% anak taman kanak-kanak sudah mendapatkan dua dosis vaksin MMR pada tahun ajaran 2023-2024. 

Padahal, untuk mencegah penyebaran penyakit, dibutuhkan tingkat vaksinasi minimal 95%. Akibatnya, tahun ini Amerika mencatat wabah campak terburuk sejak penyakit ini dinyatakan hilang pada tahun 2000.

Sampai saat ini, tercatat lebih dari 1.400 kasus campak di berbagai negara bagian, dengan beberapa di antaranya berakhir tragis. Dua anak yang tidak divaksinasi di Texas dan seorang dewasa di New Mexico meninggal dunia di awal tahun ini. Semua ini menegaskan bahwa campak masih menjadi ancaman nyata bagi mereka yang tidak terlindungi.

Padahal, para ahli menegaskan bahwa dua dosis vaksin MMR sudah 97% efektif mencegah campak dan memberikan perlindungan seumur hidup. 

Sayangnya, maraknya informasi keliru soal vaksin membuat banyak orang ragu. Bahkan, klaim yang tidak terbukti tentang “pengobatan alternatif” seperti vitamin A atau antibiotik justru memperburuk keadaan. 

Beberapa pasien yang mengonsumsi vitamin A berlebihan di Texas dilaporkan mengalami kerusakan hati.

Kisah memilukan anak di Los Angeles ini seharusnya menjadi alarm keras untuk kita semua. Vaksinasi bukan hanya keputusan pribadi, melainkan bagian dari tanggung jawab bersama demi melindungi generasi muda dari penyakit mematikan yang sebenarnya bisa dicegah.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment