Efek Samping Memakai Popok yang Sama Terlalu Lama pada Bayi

02 Desember 2024 15:06
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dengan menjaga kebersihan popok yang baik, orang tua dan pengasuh dapat melindungi kulit sensitif bayi, memastikan kenyamanan dan kesejahteraannya.

Sahabat.com - Popok menjadi solusi praktis bagi orang tua untuk menjaga bayi tetap bersih dan kering. Namun, membiarkan bayi memakai popok yang sama dalam waktu lama justru dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Kulit bayi sangat sensitif terhadap kelembapan, iritan, dan kurangnya sirkulasi udara, yang dapat membuatnya rentan terhadap ruam, infeksi, dan komplikasi lainnya. Penggunaan popok yang kotor dalam waktu lama tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan fisik, tetapi juga bisa berujung pada masalah kesehatan serius jika tidak segera ditangani.

Efek Samping Memakai Popok Terlalu Lama

Dr. Abhishek Chopra, Konsultan Neonatologi dan Pediatri di Cloudnine Group of Hospitals, New Delhi, membahas risiko penggunaan popok yang terlalu lama. Dr. Chopra menjelaskan, “Kulit bayi sangat sensitif dan lebih rentan terhadap iritasi, infeksi, dan komplikasi lainnya saat terpapar kelembapan yang lama, urin, dan tinja.”

Berikut adalah beberapa efek samping dari tidak mengganti popok secara teratur serta tips untuk pencegahannya.

1. Ruam Popok

Ruam popok adalah salah satu akibat yang paling umum dari penggunaan popok yang terlalu lama. Paparan terus-menerus terhadap kelembapan, urin, dan tinja dapat mengiritasi kulit bayi, merusak lapisan pelindung kulit.

Penyebab Utama: 

- Gesekan dari popok basah  
- Iritan seperti amonia dari urin dan enzim dalam tinja  
- Kurangnya sirkulasi udara, menciptakan lingkungan yang lembap

Dr. Chopra menambahkan, “Ruam popok bisa sangat menyakitkan bagi bayi dan mengganggu kenyamanan mereka.”

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)  

Popok yang basah atau kotor menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri, meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Dr. Chopra mengingatkan, "Anak perempuan lebih rentan terhadap ISK karena jarak antara anus dan uretra yang lebih pendek, tetapi anak laki-laki juga tidak sepenuhnya terhindar."

Pencegahan:  

- Ganti popok secara teratur  
- Bersihkan area genital dengan benar

3. Infeksi Jamur dan Bakteri  

Kondisi hangat dan lembap pada popok yang kotor dapat mendorong pertumbuhan jamur dan bakteri, terutama jamur Candida yang menyebabkan kandidiasis.

Gejala:
   
- Kemerahan yang persisten  
- Bintik putih atau tepi yang terangkat di area ruam  
- Penyebaran peradangan jika tidak diobati

4. Kerusakan Kulit dan Luka 

Paparan terus-menerus terhadap kelembapan dan iritan dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, yang mengarah pada luka atau borok yang menyakitkan.

Faktor Risiko:
   
- Popok berkualitas rendah yang kurang menyerap  
- Popok yang tidak memiliki bahan bernapas

5. Dermatitis Amonia

Menurut Dr. Chopra, “Amonia yang dilepaskan dari penguraian urin dapat mengiritasi kulit, menyebabkan dermatitis amonia.” Hal ini mengakibatkan kemerahan dan sensasi terbakar, terutama jika popok dibiarkan terlalu lama.

6. Kepanasan dan Ketidaknyamanan

Di iklim panas atau musim panas, popok dapat menjebak panas dan keringat, menyebabkan kepanasan, ketidaknyamanan, dan ruam panas. Ini juga dapat menyebabkan dehidrasi jika bayi tidak dijaga tetap sejuk dan terhidrasi dengan baik.

7. Gangguan Tidur

Popok yang basah atau kotor dapat mengganggu tidur bayi, menyebabkan rewel dan mengubah pola tidurnya. Ketidaknyamanan yang disebabkan oleh iritasi atau ruam memperburuk masalah ini.

8. Risiko Reaksi Alergi

"Popok yang mengandung pewangi, pewarna, atau bahan kimia tambahan dapat memicu reaksi alergi jika digunakan terlalu lama," ujar Dr. Chopra. Gejalanya meliputi kemerahan, gatal, atau pembengkakan.

Tips untuk Mencegah Efek Samping

Untuk meminimalkan risiko, ikuti praktik terbaik berikut:

- Ganti Popok Secara Teratur: Ganti popok setiap 2-3 jam atau segera setelah popok kotor.  
- Pilih Popok Berkualitas: Pilih popok yang bernapas dan sangat menyerap.  
- Gunakan Krim Pelindung: Oleskan petroleum jelly atau krim ruam popok untuk melindungi kulit.  
- Jaga Kebersihan: Bersihkan kulit dengan lembut menggunakan air hangat atau tisu basah tanpa pewangi.  
- Waktu Bebas Popok: Berikan waktu bebas popok setiap hari agar kulit bayi dapat bernapas.  
- Pantau Tanda-tanda Kemerahan: Segera tangani tanda-tanda iritasi atau infeksi.

Dr. Chopra menekankan, "Mengutamakan penggantian popok secara teratur dan menjaga kebersihan adalah kunci untuk mencegah komplikasi dan memastikan kenyamanan bayi."

Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis

Segera konsultasikan ke dokter anak jika Anda melihat gejala-gejala berikut:

- Ruam popok yang persisten dan tidak membaik dengan pengobatan  
- Lecet, luka, atau benjolan berisi nanah  
- Tanda-tanda infeksi jamur seperti kemerahan dengan tepi terangkat  
- Demam atau iritabilitas yang menyertai ruam

Dengan menjaga kebersihan popok yang baik, orang tua dan pengasuh dapat melindungi kulit sensitif bayi, memastikan kenyamanan dan kesejahteraannya. Seperti yang ditekankan oleh Dr. Chopra, "Perawatan pencegahan melalui penggantian popok secara teratur dan kebersihan adalah fondasi untuk menghindari komplikasi."

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment