Sahabat.com - Wakil Direktur Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Denis Logunov mengatakan, pihaknya sedang mengembangkan vaksin untuk melawan virus West Nile.
Diketahui, infeksi virus West Nile adalah infeksi yang berasal dari gigitan nyamuk pembawa virus. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus tidak menyebabkan gejala, atau mungkin menimbulkan gejala ringan seperti demam dan sakit kepala.
"Kami sekarang membuat vaksin melawan virus West Nile, yang juga bisa menjadi infeksi impor," kata Logunov, seperti dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, Selasa (2/5/2023).
Logunov mengingatkan virus West Nile memiliki potensi pandemi terbesar di antara penyakit endemik di benua Afrika.
"Karena infeksi ini belum khas Rusia, tetapi bisa menjadi seperti itu, kami secara alami mengembangkan vaksin untuk populasi kami. Namun, infeksi ini khas Afrika, jadi kami berencana menerjemahkan perkembangan virus ini untuk negara-negara Afrika," lanjutnya.
Menurut Logunov, ada beberapa varian antigenik untuk vaksin masa depan yang akan diuji, serta sejumlah bentuk antigenik.
"Sekitar tiga atau empat atau lima sequence akan dibuat tahun ini, dan dalam tiga tahun ke depan kita akan uji klinis. Jika ada respon positif dari pemerintah atau dari luar negeri, ini bisa dipraktekkan," tukas Logunov.
0 Komentar
Ibu di Florida Melahirkan Bayi Hampir 14 Pon, Jadi Bayi Terbesar dalam 10 Tahun Sejarah Rumah Sakit
Terobosan dari UCLA: Terapi Sel Imun Baru Diklaim Bisa Hentikan Kanker Ginjal Mematikan
Mineral Ajaib Ini Bisa Bantu Atasi Anyang-Anyangan dan Kandung Kemih yang Terlalu Aktif
Ternyata Vitamin B3 Bisa Jadi Kunci Mengatasi Penyakit Hati yang Paling Umum di Dunia
Rahasia Mengejutkan: Sel Otak yang Bekerja Berlebihan Bisa Jadi Kunci Menghentikan Parkinson
Leave a comment