Geger! Sungai di Seluruh Dunia Tercemar Antibiotik Gara-Gara Ulah Kita Sendiri

25 April 2025 13:51
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Lebih mencengangkan lagi, 1,4% dari total sungai dunia ternyata menyimpan kadar antibiotik yang sangat tinggi, berpotensi membahayakan sekitar 750 juta orang, terutama di wilayah yang masih menggunakan air sungai tanpa diolah sebagai sumber minum.

Sahabat.com - Sahabat, tahukah kamu bahwa kebiasaan kita mengonsumsi antibiotik ternyata bisa berdampak jauh lebih luas dari yang kita kira? 

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal PNAS Nexus mengungkap fakta mencengangkan: hanya dari penggunaan antibiotik oleh manusia saja, tanpa menghitung limbah industri atau peternakan, sekitar 8.500 ton antibiotik mencemari sungai-sungai setiap tahun. 

Itu artinya, enam juta kilometer panjang sungai di seluruh dunia sudah melewati batas aman yang bisa memicu resistensi bakteri dan merusak ekosistem perairan.

Sahabat pasti tahu, antibiotik memang jadi penyelamat hidup di dunia medis. Tapi sayangnya, sebagian besar antibiotik yang kita konsumsi tidak sepenuhnya terserap tubuh, dan sisanya terbuang lewat urin atau feses. 

Jika air limbah dari rumah tangga atau rumah sakit tidak diolah dengan benar dan faktanya, setengahnya memang tidak diolah sama sekali, zat aktif antibiotik itu langsung mengalir ke sungai dan laut. Efeknya? 

Bakteri-bakteri jahat di alam bisa menjadi super tangguh alias resisten terhadap antibiotik, sementara kehidupan mikroba yang baik pun ikut terancam.

Studi ini menggunakan model pemetaan bernama HydroFATE yang memantau 23,8 juta kilometer jaringan sungai di dunia. Hasilnya, ditemukan bahwa hanya 49% sungai yang tidak berisiko, sisanya terpapar dari risiko rendah hingga sangat tinggi. 

Negara-negara seperti India, Pakistan, dan Tiongkok termasuk yang paling terdampak karena tingginya konsumsi antibiotik seperti amoxicillin, ceftriaxone, dan cefixime.

Lebih mencengangkan lagi, 1,4% dari total sungai dunia ternyata menyimpan kadar antibiotik yang sangat tinggi, berpotensi membahayakan sekitar 750 juta orang, terutama di wilayah yang masih menggunakan air sungai tanpa diolah sebagai sumber minum. Bayangkan sahabat, betapa bahayanya jika krisis ini dibiarkan tanpa penanganan serius!

Para ilmuwan menyerukan pentingnya pengelolaan limbah yang lebih baik, penerapan teknologi pengolahan air canggih, dan penggunaan antibiotik yang lebih bijak. Kebijakan yang lebih tegas harus diberlakukan terutama di negara berkembang, demi melindungi manusia dan alam sekaligus.

Jadi sahabat, mulai sekarang mari kita lebih peduli. Jangan sembarangan minum antibiotik tanpa resep dokter, dan dorong kebijakan pengolahan limbah yang lebih ketat di lingkungan kita. Karena sungai bukan hanya sumber air, tapi juga nyawa bagi banyak kehidupan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment