Sahabat.com - Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan surat edaran sebagai tanggapan atas laporan peningkatan kasus flu burung atau influenza avian di beberapa negara untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono, mengatakan meskipun risiko penularan flu burung ke manusia secara global saat ini dianggap rendah, langkah-langkah antisipatif tetap diperlukan.
"Kita harus waspada terhadap potensi penyebaran flu burung. Langkah-langkah pencegahan dini sangat penting untuk melindungi masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, flu burung pada unggas masih endemik di Indonesia, dengan virus Influenza Avian Patogenik Tinggi (HPAI) dan Influenza Avian Patogenik Rendah (LPAI) yang terus beredar.
Merujuk pada laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), serta Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH), ia menyebutkan bahwa pada Desember 2024, terdapat peningkatan kasus flu burung pada mamalia di berbagai negara.
Menurutnya, pada 2024, distribusi kasus flu burung di dunia, berdasarkan laporan WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menunjukkan 1 kasus di China, 2 di Vietnam, dan 10 di Kamboja.
Sementara itu, Ghana mencatat 1 kasus, Amerika Serikat 65 kasus, Kanada 1 kasus, Meksiko 1 kasus, India 1 kasus, dan Australia 1 kasus.
"Surat edaran ini merupakan bagian dari strategi nasional yang memberikan pedoman kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain dinas kesehatan, unit pelaksana karantina kesehatan, dan direktur rumah sakit," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa langkah-langkah antisipatif mencakup penguatan sistem pengawasan untuk memantau kasus, meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dan laboratorium untuk deteksi dini, serta menjalin kolaborasi lintas sektor dengan pendekatan One Health.
Pramono juga mengingatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dengan menerapkan gaya hidup bersih dan sehat.
Salah satu langkah yang disarankan untuk melindungi diri dan lingkungan adalah menghindari kontak langsung dengan unggas sakit atau unggas yang mati mendadak.
"Kami yakin bahwa dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, potensi penyebaran flu burung dapat ditekan, sekaligus menjaga kesehatan masyarakat," katanya.
0 Komentar
Dokter Ungkap Resep Sehat Paling Murah: Tertawa Lepas 2–5 Hari Seminggu, Efeknya Mengejutkan
Brokoli vs Kembang Kol: Mana yang Lebih Sehat dan Bikin Langsing? Jawabannya Bikin Kaget
Liburan Bisa Picu Serangan Jantung? Waspada Holiday Heart Syndrome Saat Natal dan Tahun Baru
Makan Keju Berlemak Bisa Jaga Otak? Studi Ini Bikin Penasaran
Batuk Rejan Bikin Panik, Bayi Terancam Saat Vaksinasi Menurun
Wabah Campak AS Makin Gila, Liburan Terancam Karantina Massal!
Leave a comment