Sahabat.com - Kalau akhir-akhir ini kamu merasa tenggorokan kayak digaruk pisau silet saat menelan, bisa jadi kamu kena varian COVID terbaru yang lagi banyak dibicarakan, namanya NB.1.8.1.
Istilah “razor blade throat” alias tenggorokan silet ini pertama kali viral di media sosial setelah sejumlah pasien dari Tiongkok dan Amerika mengaku merasakan nyeri tenggorokan yang parah banget—katanya sih kayak digaruk dari dalam!
Varian ini sekarang jadi varian COVID paling dominan di Amerika Serikat sejak bulan Juni, lho.
Tapi tenang dulu, menurut para ahli, gejala ini nggak cuma milik si varian baru ini aja. Dokter Geeta Sood dari Johns Hopkins Bayview Medical Center bilang, “Memang bisa aja muncul sakit tenggorokan parah, tapi nggak ada bukti kuat kalau itu khas NB.1.8.1.”
Menurut dia, gejalanya nggak jauh beda sama varian COVID sebelumnya, jadi nggak usah panik berlebihan. Bahkan dia bilang, “Saya nggak terlalu banyak denger orang yang bilang ‘Aduh tenggorokan saya sakit banget,’ kok.”
Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Shira Doron dari Tufts Medical Center.
“Kita nggak punya alasan buat percaya kalau gejala varian ini berbeda jauh dari yang lain,” katanya.
“Lagipula, datanya juga nunjukkin kalau varian ini nggak lebih mematikan atau lebih sering bikin orang masuk rumah sakit.”
Jadi, meskipun NB.1.8.1 ini jadi varian yang mendominasi, bukan berarti penyebarannya jadi super cepat. Menurut CDC, tingkat penyebaran COVID lewat limbah (wastewater) tergolong rendah dan angka rawat inap juga udah turun banget—bahkan paling rendah sejak pandemi dimulai.
Kata dr.
Doron, “Itu tanda kalau kita mulai masuk ke fase endemik.”
Jadi meski virusnya masih ada, imunitas alami dan vaksin bikin kita lebih tahan.
Tapi kalau kamu emang kena COVID dan tenggorokan kamu terasa kayak digorok, jangan langsung stres. Ada beberapa cara simpel yang bisa bantu meredakan rasa sakitnya, misalnya minum madu langsung satu sendok atau dicampur ke teh hangat, isap permen pelega tenggorokan (pilih yang ada mentol atau benzokain biar lebih manjur), semprot tenggorokan pakai spray pereda nyeri, kumur air garam hangat (setengah sendok teh garam dicampur air hangat segelas, kumur pelan-pelan), atau konsumsi obat pereda nyeri kayak ibuprofen atau parasetamol.
Selain tenggorokan nyeri, gejala lain yang masih umum dirasakan kalau kena COVID antara lain demam, batuk, pilek, hilang indera penciuman, lelah, nyeri otot, sakit kepala, mual, bahkan diare.
Buat kamu yang tergolong sehat, kebanyakan bisa pulih sendiri tanpa harus ke dokter. Tapi para ahli tetap menyarankan buat konsultasi, apalagi supaya bisa menurunkan risiko terkena long COVID.
Dr. Sood bilang, “Penanganan medis bisa nurunin risiko long COVID sampai 40%. Itu cukup signifikan buat penyakit yang bisa sangat melemahkan.”
Dan ingat, kalau kamu mulai merasakan gejala serius kayak sesak napas, nyeri dada, atau pusing berat, sebaiknya langsung cari pertolongan medis.
0 Komentar
Obat Diabetes Ini Diam-Diam Bisa Jadi Harapan Baru untuk Masalah Otak Serius Tanpa Operasi!
Ini Gejala Varian COVID Terbaru yang Lagi Naik Daun!
Ternyata Ada Nutrisi Rahasia yang Bisa Cegah Kanker dan Tajamkan Otak, Sudah Pernah Dengar?
Ternyata Ngopi Bisa Bikin Awet Muda, Ini Rahasianya yang Sudah Ada Sejak 500 Juta Tahun Lalu!
Temuan Mengejutkan: Obat Ini Bisa Panjangkan Umur Tanpa Harus Puasa atau Diet Ketat!
Waspada! Ternyata Golongan Darah Ini Bisa Bikin Kamu Kena Stroke Sebelum Usia 60 Tahun
Leave a comment