Jangan Membandingkan Anak Kita dengan Anak Orang Lain

22 Mei 2024 17:46
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan mental anak. (iStockphoto)

Sahabat.com - Sejumlah orang tua tak dipungkiri kerap melakukan perbandingan terhadap anak-anaknya dengan anak orang lain. Biasanya hal itu dilakukan orang tua ketika mereka kecewa, kesal bahkan marah kepada anak-anaknya yang melakukan sebuah kesalahan.

Ketika misalnya hasil rapor anak kita jelek, ada sejumlah orang tua yang berusaha membandingkan hasil rapor anaknya dengan anak yang lebih pintar dari anaknya sendiri.

Mungkin hal itu dilakukan orang tua agar anaknya dapat terpicu dengan temannya yang pintar. Namun hal itu ternyata disebut sebagai kebiasaan yang salah.

Berikut ini dampak yang akan dirasakan anak jika dirinya dibandingkan dengan anak orang lain, seperti dikutip dari laman hellosehat.

1. Meragukan dirinya sendiri

Anak akan meragukan dirinya sendiri karena orangtua membandingkan dirinya dengan anak tetangga atau anak orang lain.

2. Merasa cemburu
 
Dampak kedua anak akan merasakan kecemburuan jika dirinya dibandingkan dengan anak orang lain.
 
Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan mental anak karena dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, atau kekecewaan mendalam. baik pada diri sendiri maupun orangtua dan teman-temannya.

3. Sering berpikiran negatif

Hal lain menjadi dampak membandingkan anak yakni sang anak akan sering berpikiran negatif.

Dari situ sang anak akan merasakan kecemasan. Anak jadi tidak pernah merasa bangga dan puas dengan apa yang dilakukannya.

Ia akan dirundung dengan pikiran negatif bahwa ia tidak akan pernah sukses karena terus merasa cemas dan takut gagal.

Akibatnya, ia jadi tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan semakin terpuruk. Oleh karena itu, selalu puji anak atas hal sekecil apa pun yang sudah ia peroleh.

4. Hubungan orangtua dengan anak jadi renggang
 
Membandingkan anak dengan anak orang lain juga bisa memengaruhi kedekatan antara anak dan ibu ataupun dengan ayahnya.
 
Suasana kekeluargaan yang seharusnya hangat justru memanas dan bisa merenggangkan hubungan anak dan Anda.

Jangan sampai kebiasaan membandingkan anak ini menjadi bumerang untuk Anda sendiri karena keliru dalam mendidiknya.
 
5. Menyebabkan stres
 
Bayangkan bila anak Anda telah melakukan semua yang dia bisa untuk mendapatkan nilai B dalam tugas bahasa Inggrisnya.
 
Alih-alih memuji dia atas usahanya, Anda malah membanding-bandingkan anak dengan anak lain yang mendapat nilai A.
 
Hal ini tentu akan dapat menyebabkan anak depresi atau stres dan mengalami kecemasan yang luar biasa.
 
6. Mengalami kecemasan sosial
 
Setelah merasa meragukan dirinya sendiri, dia bisa menjadi pemalu dan tidak mau berhubungan dengan orang lain.
 
Anak Anda akan berpikir bahwa dia tidak punya apa-apa untuk dihargai atau dibanggakan.
 
Lebih buruknya lagi, anak Anda mungkin menggunakan cara yang negatif saat berinteraksi dengan teman-temannya.
 
Hal itu dikarenakan dia memendam perasaan negatif terhadap orang-orang yang selalu dibandingkan dengannya.
 
7. Memunculkan persaingan
 
Salah satu alasan Anda harus berhenti membandingkan anak dengan lainnya, yakni kebiasaan ini dapat memunculkan persaingan (sibling rivalry).
 
Melansir Journal of youth and adolescence, ketika Anda membanding-bandingkan anak lain, mungkin saja anak Anda diam-diam akan membenci saudara atau temannya tersebut.
 
Ia mungkin berasumsi orangtuanya lebih menyukai dan mencintai anak yang dibandingkannya. Akibatnya, anak akan berperilaku agresif, memicu anak bertengkar, dan menimbulkan kebencian.
 
8. Mengganggu fokus belajar

Saat Anda membandingkan dengan anak orang lain, maka seorang anak akan merasa dirinya tidak dicintai.
 
Hal itu yang membuat ia hanya berfokus untuk mendapatkan atau memperoleh cinta dan perhatian orangtuanya.
 
Ia kemudian tidak bisa fokus belajar atau bahkan dapat memperlambat proses belajarnya.
 
9. Menghambat talenta

Ketika anak-anak tidak dihargai dan terus-menerus dibandingkan dengan orang lain, bakat mereka tidak akan berkembang.

Pada akhirnya, mereka akan kehilangan potensi dan bakat yang dimilikinya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment