Kenali Gejala COVID-19 Varian JN.1 yang Kini Kasusnya Lagi Naik di Indonesia

27 Mei 2024 13:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat akibat varian JN.1. (iStockphoto)

Sahabat.com - Kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat akibat varian JN.1. Dilaporkan Kementerian Kesehatan, varian JN.1 menyumbang sebagian besar kasus tersebut.

“Mengenai situasi COVID-19 di Indonesia hingga Mei 2024, kasus terkonfirmasi pada minggu ke-18 tahun 2024 meningkat sebesar 11,76 persen dibandingkan minggu sebelumnya,” ujar juru bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril dalam keterangan tertulis dikutip Senin (27/5/2024).

Meski jumlah infeksi virus corona meningkat, Sharil menekankan bahwa hal ini tidak menyebabkan peningkatan jumlah pasien rawat inap atau kematian.

Berdasarkan data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024, terdapat 19 kasus terkonfirmasi, 44 di unit perawatan intensif, dan 153 di ruang isolasi.

Tren tingkat positif mingguan 0,65%, tidak ada kematian. Jumlah orang yang dites per minggunya mencapai 2.474 orang.

“Kami terus memantau baik harian maupun mingguan melalui laporan ruang isolasi dan BOR (keterisian tempat tidur) ICU,” ujarnya lagi.

Gejala COVID-19 Varian JN.1
Dr. Pavitra Roychowdhury, Asisten Profesor di Divisi Vaksin dan Penyakit Menular di Pusat Kanker Fred Hutchinson dan Ilmuwan Penelitian di Universitas Washington di Seattle menambahkan beberapa perubahan, gejala COVID-19 dapat muncul seiring penyebaran virus untuk bermutasi dan berevolusi.

“Gejalanya berbeda-beda pada setiap orang. Namun, kami tidak melihat adanya perubahan signifikan pada gejala JN.1,” kata Pavitra kepada Everyday Health. 

Gejala COVID-19 varian JN.1 yang umum dilaporkan meliputi:

Hidung tersumbat atau pilek

Sakit tenggorokan

Kelelahan

Sakit kepala

Batuk

Nyeri otot atau badan

demam atau menggigil

mual atau muntah

diare

sesak napas atau kesulitan bernapas

Varian baru COVID-19 tentunya dapat menyebabkan perubahan gejala. Misalnya, sebelum Omicron, hilangnya penciuman dan rasa dianggap sebagai cara yang dapat diandalkan untuk mendeteksi infeksi virus corona.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment