Kenali Ibu yang Mengalami Narsistik dan Apa Saja Dampak Buruknya Bagi Anak

03 Mei 2024 14:33
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kenali ibu yang Narsistik. (Pixabay)

Sahabat.com - Narsistik merupakan sifat dan karakter seseorang yang merasa lebih penting dari orang lain. Jika Narsistik dialami seorang ibu, bukan tidak mungkin sang ibu merasa dirinya lebih penting dari suami bahkan anak-anaknya.

Orang yang mengalami Narsistik ini disebut orang yang mengalami Gangguan Kepribadian Narsistik (GKN).

Sifat ini menunjukan bahwa ibu yang narsistik juga memiliki kecenderungan menjadikan dirinya pusat segalanya.

Kurang punya rasa empati, memiliki kebutuhan cukup tinggi untuk tampil di hadapan orang, senang menjadi pusat perhatian, dan semua orang harus menerima aturan, adalah ciri dari ibu yang terdiagnosis GKN.

Ibu yang narsistik kadang tega melihat anaknya menderita dan cenderung manipulatif, sehingga berisiko memengaruhi kesejahteraan diri anak yang diasuhnya, bahkan membuat sang anak mengembangkan relasi yang tidak sehat dengan orang lain dalam hidupnya.

Dalam konteks psikologi maupun psikiatri, GKN termasuk dalam kategori gangguan kepribadian. Gangguan itu memengaruhi peran seseorang dalam hidup, relasi, karir dan kesejahteraan mental yang tidak akan berubah.

Beberapa gejala yang dialami anak dengan ibu yang terdiagnosis GKN antara lain, acap merasa kurang sempurna dan suka mengkritisi diri berlebihan, merasa tidak perlu tampil, tidak didengar orang lain, dan terabaikan secara emosional, sering merasa insecure, meragukan diri, dan kerap terperangkap dalam kekacauan emosional akibat sering mendapatkan agresi verbal, lontaran merendahkan, dan hinaan dari ibunya sendiri.

Berikutnya adalah, selalu insecure sehingga sulit membentuk hubungan yang sehat dengan pasangan/orang lain akibat praktik pengasuhan yang tidak konsisten dan diabaikan ibunya sendiri.

Merasa rendah diri dan memiliki citra diri negatif sehingga sering merasa tidak mampu, tidak layak, serta terus-menerus mencari pengakuan dari orang lain.

Khususnya pada anak perempuan, sering kali merasa sulit menetapkan batasan ruang pribadi dan otonomi atas dirinya.

Sering terlalu menjadi pihak yang bergantung dalam relasi dengan orang lain, termasuk menggantungkan keputusan berdasarkan pendapat orang lain.

Terlalu ingin menyenangkan orang lain dan sering menghindari konflik, sering merasa takut ditinggalkan maupun ditolak orang lain dan sulit mengekspresikan emosi maupun mengidentifikasi perasaan sendiri.

Ciri-ciri Ibu Narsistik

Ibu yang narsistik bisa saja menjadi ibu yang sangat aktif dalam pertemuan orang tua murid maupun organisasi. Namun keterlibatannya hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Beberapa ciri yang bisa dikenali dari ibu narsistik menurut Mark Ettensohn, PsyD, psikolog yang juga penulis Unmasking Narcissism: A Guide to Understanding the Narcissist in Your Life, antara lain,

Sering merasa harga diri terlalu tinggi, suka mementingkan diri sendiri, terlalu percaya diri, merasa lebih unggul dari orang lain, sering berperilaku arogan, suka memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan, merasa unik atau istimewa dibanding orang lain, melebih-lebihkan prestasi dan bakat sendiri, suka iri pada orang lain dan berpikir orang lain iri pada dirinya.

Lalu kurang berempati, berfantasi soal kemampuan, kesuksesan, dan prestasi diri, sering merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus dan butuh dipuja berlebihan.

Cara terbaik menghadapi ibu narsistik antara lain seperti, menetapkan batasan yang jelas akan hal yang bisa dan tidak bisa dilakukan terhadap Anda, berusaha tetap tenang dengan tidak bereaksi berlebihan secara emosional, bahkan terhadap hinaan yang dilontarkan sekalipun dan tentunya merencanakan respons.

Lalu kita harus iklas kalau ibu kita menuntut kesempurnaan kita. Mencari bantuan merupakan langkah yang tepat ketika ibu kita mengalami Narsistik.

Kita sebagai anak juga jangan berharap untuk mendapatkan kata maaf dari ibu kita. Lakukan upaya menghindari untuk kita mencoba meluruskan perilaku ibu.

Terakhir, hindari membandingkan dengan orang lain. Ini tidak akan membantu seorang narsistik berperilaku lebih baik. Yang mereka butuhkan adalah hubungan yang lebih baik tanpa mempertajam konflik, misal dengan berbagi bakat dan minat lalu membangun bonding dari kesamaan tersebut.

Keluar dari rumah merupakan langkah terakhir menghindari ibu yang narsistik. Keluar dari rumah tujuannya untuk membatasi berhubungan dengan ibu yang narsistik. 

 

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment