Kenapa Anak Kota Lebih Gampang Alergi? Ternyata Ini Rahasia dari Gaya Hidup Pedesaan!

13 Mei 2025 17:24
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para peneliti menemukan jenis sel imun tertentu yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya, yang bisa jadi kunci untuk memahami perbedaan ini.

Sahabat.com - Pernah bertanya-tanya kenapa anak-anak yang tumbuh di kota lebih sering kena alergi dibanding mereka yang tinggal di desa? Ternyata jawabannya ada di dalam sistem kekebalan tubuh mereka, dan hasil penelitian terbaru dari University of Rochester Medical Center membuka tabir ini. 

Para peneliti menemukan jenis sel imun tertentu yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya, yang bisa jadi kunci untuk memahami perbedaan ini.

Penelitian ini dipimpin oleh Catherine Pizzarello, seorang mahasiswa program MD/PhD, bersama Dr. Kirsi Järvinen-Seppo dari URMC. Mereka mengamati sel T—sel kekebalan tubuh utama yang biasanya bertugas melawan infeksi. Tapi ada yang menarik, karena ternyata ada subtipe khusus dari sel ini yang malah menyerang makanan tertentu, seolah-olah makanan itu musuh. 

“Sel T ini bersifat pro-alergi dan lebih ‘galak’ dari yang pernah kita lihat sebelumnya dalam konteks ini,” ujar Dr. Järvinen-Seppo, kepala Alergi dan Imunologi Anak di UR Medicine Golisano Children’s Hospital.

Sel-sel ini ditemukan lebih sering pada bayi yang tinggal di daerah perkotaan, yang nantinya benar-benar mengalami alergi. Sementara itu, bayi dari komunitas petani Old Order Mennonites di New York yang diteliti justru punya lebih banyak sel T pengatur—jenis sel yang menjaga sistem imun tetap tenang dan seimbang. Hasilnya, anak-anak desa cenderung tidak mengalami alergi.

Kenapa bisa beda? Menurut Dr. Järvinen-Seppo, kemungkinan besar karena paparan mikroba yang lebih banyak di lingkungan pedesaan, terutama dari pertanian. 

“Lingkungan pertanian yang kaya akan mikroorganisme sehat tampaknya mendukung sistem imun yang lebih toleran. Sebaliknya, lingkungan kota malah mendorong munculnya sel imun yang siap-siap bikin peradangan alergi,” jelasnya.

Penelitian ini bagian dari proyek besar untuk memahami bagaimana paparan sejak dini memengaruhi sistem imun jangka panjang. Di tahun 2023, tim ini bahkan mendapatkan dana hibah sebesar $7 juta untuk mengeksplorasi lebih jauh perbedaan antara bayi di kota dan desa, terutama dalam hal mikrobioma usus dan respons imun. 

Harapannya? Ditemukan cara pencegahan seperti probiotik atau terapi berbasis mikrobioma.

“Kalau kita bisa memahami penyebab perbedaan pada populasi sel T ini, kita bisa menemukan solusi untuk mencegah berkembangnya penyakit alergi sejak awal,” kata Dr. Järvinen-Seppo. 

Jadi, siapa tahu di masa depan, alergi bisa dicegah hanya dengan menjaga keseimbangan mikroba di tubuh si kecil. Menarik, ya?

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment