Kepribadianmu Bisa Menentukan Jenis Olahraga yang Cocok!

09 Juli 2025 18:00
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Misalnya, orang yang ekstrovert ternyata lebih suka olahraga yang rame-rame dan intens kayak futsal atau senam bareng. Sebaliknya, yang cenderung neurotik lebih nyaman olahraga sendirian dan dengan jeda istirahat.

Sahabat.com - Pernah nggak sih kamu ngerasa males banget buat olahraga, padahal udah niat dari seminggu lalu? Mungkin masalahnya bukan di niat, tapi di jenis olahraga yang kamu pilih. 

Sebuah studi baru dari University College London kasih petunjuk seru: ternyata kepribadian kamu bisa mempengaruhi jenis olahraga yang paling kamu suka dan kemungkinan besar bisa bikin kamu konsisten ngejalaninnya.

Flaminia Ronca, PhD, dosen di University College London bilang, "Kepribadian kita bisa memengaruhi bagaimana kita merespons dan terlibat dalam aktivitas olahraga." 

Menurutnya, mengenal diri sendiri dan tahu seperti apa karakter kita, bisa bantu banget buat nemuin olahraga yang nggak cuma cocok tapi juga bisa kita tekuni dalam jangka panjang.

Penelitian ini ngelibatin 86 orang yang dibagi jadi dua kelompok selama delapan minggu. Satu kelompok cuma stretching 10 menit seminggu, sementara yang lain diminta untuk latihan di rumah dengan kombinasi bersepeda dan latihan kekuatan. 

Mereka juga diminta ngisi survei soal tingkat stres dan kepribadian, terus mencatat seberapa mereka menikmati tiap sesi latihan.

Hasilnya? Nggak ada satu jenis olahraga yang cocok buat semua orang, tapi ada pola menarik yang kelihatan dari hubungan antara Big 5 personality traits dan jenis olahraga. 

Misalnya, orang yang ekstrovert ternyata lebih suka olahraga yang rame-rame dan intens kayak futsal atau senam bareng. Sebaliknya, yang cenderung neurotik lebih nyaman olahraga sendirian dan dengan jeda istirahat. 

Buat yang teliti dan disiplin alias conscientious, mereka cenderung punya jadwal olahraga yang teratur dan intensitasnya juga lebih tinggi. 

Orang yang agreeable lebih senang olahraga yang santai dan nggak terlalu berat. Sementara yang open, alias terbuka dan suka mencoba hal baru, ternyata malah nggak begitu suka olahraga yang terlalu intens.

Matthew Sacco, PhD, psikolog olahraga dari Cleveland Clinic, bilang kalau penelitian ini menarik karena pakai data objektif dan bukan cuma berdasarkan cerita peserta. 

Tapi tetep aja, studi ini punya keterbatasan karena sebagian besar peserta punya kepribadian yang cukup stabil dan terbuka, jadi belum tentu mewakili semua orang.

Yang paling penting dari studi ini adalah pesan intinya: sesuaikan olahraga dengan siapa diri kamu. Kalau kamu suka keramaian, mungkin kamu cocok ikut zumba atau main basket bareng temen. 

Tapi kalau kamu lebih nyaman sendirian, coba yoga di rumah atau jalan santai sambil dengerin podcast favoritmu. 

Kata Ronca, “Coba perhatikan gimana perasaan kita setelah latihan. Apakah kita merasa semangat, lebih tenang, atau malah capek banget sampai nggak bisa ngapa-ngapain?”

Selain faktor kepribadian, Sacco juga ingetin buat mempertimbangkan hal lain kayak akses ke tempat olahraga, kondisi tubuh (misalnya lagi cedera atau nggak), dan tujuan kebugaran yang pengen dicapai. 

“Fleksibilitas dan kemauan buat menyesuaikan rencana latihan bisa bantu kamu dapetin hasil jangka panjang,” ujarnya.

Jadi, sahabat, daripada maksa ikut tren olahraga yang lagi hits tapi kamu malah nggak enjoy, mending kenali dulu diri sendiri. Bisa jadi, kuncinya ada di situ. Biar olahraga nggak cuma jadi rutinitas, tapi juga jadi bagian hidup yang menyenangkan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment