Makan Sayur & Buah Bisa Jadi Obat? Ilmuwan Temukan Cara “Reset” Usus Setelah Antibiotik!

07 Mei 2025 14:09
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Gaya makan ala Barat yang tinggi lemak dan gula tapi minim serat ternyata bisa bikin ususmu jadi tempat tinggal yang kurang ramah buat mikroba baik.

Sahabat.com - Kalau kamu masih sering makan makanan cepat saji, daging merah, keju, dan minuman manis, saatnya mulai berpikir dua kali. Gaya makan ala Barat yang tinggi lemak dan gula tapi minim serat ternyata bisa bikin ususmu jadi tempat tinggal yang kurang ramah buat mikroba baik. 

Dan ternyata, ini bisa bikin kita lebih gampang kena penyakit yang berkaitan dengan sistem imun, termasuk gangguan pencernaan seperti radang usus.

Sebuah studi baru dari University of Chicago yang terbit di jurnal Nature menemukan bahwa tikus yang diberi diet ala Barat nggak bisa membangun kembali mikrobioma usus yang sehat setelah diberi antibiotik. 

Hasilnya, mereka jadi lebih rentan kena infeksi bakteri seperti Salmonella. Tapi beda cerita kalau makanannya kaya akan serat dari buah, sayur, dan biji-bijian ala Mediterania—usus mereka bisa pulih dengan cepat dan lebih kuat dari sebelumnya.

Megan Kennedy, penulis utama riset ini, bilang, “Kami benar-benar terkejut dengan betapa jauhnya perbedaan proses pemulihan pada tikus yang diberi diet ala Barat dibanding yang lebih sehat.”

Kenapa sih antibiotik bisa berdampak segitu besarnya? Karena obat ini nggak cuma bunuh bakteri jahat, tapi juga mikroba baik yang bantu jaga kesehatan tubuh kita. 

Eugene Chang, profesor di UChicago yang juga pembimbing Kennedy, bilang kondisi ini mirip kayak hutan yang habis kebakaran. Artinya, untuk tumbuh lagi butuh tahapan pemulihan yang tepat dan berurutan.

“Kalau kamu konsumsi makanan ala Barat, tahapan pemulihan itu nggak terjadi. Soalnya, makanan ini nggak kasih nutrisi yang dibutuhkan mikroba yang tepat di waktu yang tepat. Akibatnya, cuma segelintir spesies bakteri yang mendominasi, dan itu nggak bantu proses pemulihan,” jelas Chang.

Tim peneliti lalu mencoba mengganti pola makan beberapa tikus setelah pemberian antibiotik dan menambahkan transplantasi mikroba usus alias FMT. Tapi hasilnya? Tikus yang tetap diberi makanan ala Barat tetap nggak bisa pulih dengan baik, bahkan dengan FMT sekalipun. Mikroba sehat yang dimasukkan nggak bisa berkembang karena kondisi ususnya belum siap.

“Nggak peduli seberapa cocok mikroba yang ditransplantasikan, kalau lingkungannya nggak mendukung, mereka nggak akan tumbuh,” kata Kennedy.

Pesan moralnya jelas banget: makan buah dan sayur itu penting, bukan cuma buat gizi seimbang, tapi juga buat jaga usus kita tetap sehat dan siap menghadapi antibiotik atau penyakit. Bahkan, ini bisa jadi solusi buat pasien kanker atau penerima transplantasi organ yang harus minum antibiotik dan obat penekan imun. 

Alih-alih menambah antibiotik terus-menerus, para ilmuwan berpikir diet bisa jadi senjata untuk bantu pemulihan mikroba baik di usus.

“Mungkin kita bisa pakai makanan untuk membangun ulang komunitas mikroba yang sempat ditekan oleh terapi-terapi tersebut,” kata Chang. 

Ia juga sedang meneliti suplemen khusus untuk bantu orang menjaga mikrobioma mereka, bahkan jika mereka tetap makan makanan ala Barat.

“Sekarang saya percaya kalau makanan bisa jadi obat. Bahkan, saya rasa makanan bisa punya fungsi preskriptif, karena kita bisa tentukan komponen mana yang memengaruhi mikroba dan fungsinya di dalam usus,” tutup Chang.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment