Sahabat.com - Pernah nggak, kamu merasa udara di sekitar makin terasa berat dan sesak? Ternyata, polusi udara—bahkan yang levelnya rendah—bisa bikin pembuluh darah kita ikutan stres.
Dalam sebuah ulasan terbaru di jurnal Atherosclerosis, para peneliti menyimpulkan kalau partikel halus PM2.5 yang kita hirup sehari-hari bisa memicu penumpukan lemak dan sel inflamasi di dinding arteri.
“Polusi udara ini meningkatkan risiko aterosklerosis, yang ujung-ujungnya bisa sebabkan serangan jantung atau stroke,” ujar tim penulis ulasan tersebut.
Masalahnya, penyakit kardiovaskular masih jadi pembunuh nomor satu di dunia, dan jumlah kematiannya terus naik karena populasi menua. Selain faktor klasik seperti merokok, darah tinggi, dan pola makan tinggi lemak, kini polusi udara turut ambil peran besar.
Gas-gas berbahaya seperti NO₂, SO₂, CO, dan O₃, serta partikel PM10, PM2.5, dan ultrafine particles (UFP), punya kemampuan merusak lapisan dalam arteri. Partikel ultrafine dari knalpot kendaraan, misalnya, bisa memicu stress oksidatif dan inflamasi, membuat arteri jadi kaku dan mudah rusak.
Data dari 2021 menunjukkan polusi udara menempati urutan kedua faktor risiko kematian dan urutan pertama untuk tahun hidup yang hilang (disability-adjusted life years), menyebabkan 7–9 juta kematian dini per tahun—70%-nya terkait penyakit jantung dan stroke.
Studi epidemiologi pun menemukan, semakin tinggi paparan PM2.5, semakin tebal lapisan dinding arteri (CIMT) dan semakin banyak kalsifikasi di arteri koroner (CAC).
Anak-anak yang terpapar sejak dini juga berisiko mengalami perubahan vaskular yang merugikan pada masa remaja.
Di level sel, PM2.5 mengacaukan kadar kolesterol: meningkatkan LDL “jahat” dan melemahkan HDL “baik”, jadi lemak lebih mudah menumpuk di arteri. Selain itu, partikel dan gas polutan memicu produksi radikal bebas (ROS) yang merusak sel, memicu peradangan sistemik, dan merusak sel endotel pembuluh darah sehingga sel-sel darah putih menempel lebih banyak.
“Partikel diesel dan ozon saja sudah cukup membuat fungsi endotel terganggu,” kata para peneliti.
Lebih parahnya lagi, polusi juga merusak kemampuan makrofag untuk membuang sel mati dalam plak (efferocytosis), memicu kematian sel dan menjadikan plak semakin rapuh. Enzim-enzim seperti MMP jadi aktif memecah lapisan pelindung plak, menambah risiko pecahnya plak dan terbentuknya bekuan darah penyebab serangan jantung atau stroke.
Penelitian selanjutnya perlu fokus pada teknik pencitraan non-invasif yang lebih baik untuk memantau aterosklerosis, penggunaan monitor pribadi untuk mengukur paparan polusi, serta studi jangka panjang di berbagai wilayah, terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah.
“Kita juga butuh data soal mikroplastik udara, partikel dari gesekan ban, dan dampak perubahan iklim terhadap komposisi polusi,” tutup mereka.
Intinya, selain olahraga dan pola makan sehat, kita juga perlu peduli kualitas udara: pakai penyaring udara di rumah, pilih transportasi rendah emisi, dan dukung kebijakan zona rendah emisi. Karena tanpa nafas bersih, kesehatan jantung kita bisa terancam sebelum sempat berlari maraton.
0 Komentar
Kekuatan “Antibodi Super” Ini Bisa Kalahkan Sel Kanker!
Obat Ajaib Sekali Minum Bisa Bikin Langsing? Ini Faktanya!
Diet Sehari-hari Ini Ternyata Bisa Bikin Depresimu Mereda!
Wow, Tinggal di Desa Bisa Bikin Kamu Kebal Asma dan Alergi!
Leave a comment