Obat Anti-Inflamasi Ini Bisa Bikin Virus Betah di Tubuhmu, Gak Nyangka, Kan?

16 Mei 2025 15:02
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Obat-obatan JAK inhibitor sering diresepkan untuk penyakit autoimun dan radang sendi seperti rheumatoid arthritis, tapi sayangnya keuntungan meredakan peradangan harus dibayar dengan menurunnya pertahanan alami tubuh.

Sahabat.com - Kamu pasti pernah pakai obat anti-inflamasi buat meredakan nyeri sendi atau radang, kan? Nah, siapa sangka ternyata kelas obat yang dikenal sebagai JAK inhibitor ini bisa bikin tubuh jadi lebih rentan sama serangan virus! 

“Kami menemukan efek samping yang mengejutkan dan berpotensi serius dari obat anti-inflamasi ini. Mereka bisa membantu virus menyebar lebih mudah di dalam tubuh,” ujar Denis Kainov, profesor di Departemen Kedokteran Klinis dan Molekuler NTNU.

Obat-obatan JAK inhibitor sering diresepkan untuk penyakit autoimun dan radang sendi seperti rheumatoid arthritis, tapi sayangnya keuntungan meredakan peradangan harus dibayar dengan menurunnya pertahanan alami tubuh. 

Erlend Ravlo, peneliti Ph.D. dan penulis utama studi di NAR Molecular Medicine, menambahkan, “Obat-obatan ini menekan jalur sinyal imun yang penting untuk melindungi sel sehat dari serangan virus.”

Bayangkan saja, virus influenza A, adenovirus, bahkan SARS‑CoV‑2 yang menyebabkan COVID‑19 bisa leluasa berkembang kalau pertahanan tubuh melemah. 

Kainov menegaskan, “Di antara virus yang lebih mudah memengaruhi tubuh berkat obat ini adalah virus demam Lembah Rift, influenza A, adenovirus, dan SARS-CoV-2.”

Penelitian mereka menggunakan teknik virologi mutakhir, teknologi organoid, dan analisis ekspresi gen pada sel paru, mata, otak, hingga mini-organ buatan di laboratorium. 

Aleksandr Ianevski, rekan penulis dari NTNU, bilang, “Dengan menghentikan atau memperlambat jalur sinyal ini, JAK inhibitor mencopot ‘tameng’ antiviral tubuh. Akhirnya virus bisa lebih mudah berjangkit dan menyebar.”

Ravlo mengingatkan, “Meskipun JAK inhibitor efektif dalam mengatasi peradangan, studi ini menunjukkan ada risiko tersembunyi bagi pasien dengan infeksi virus laten atau aktif.” 

Maka dari itu, dokter sebaiknya ekstra hati-hati saat meresepkan obat ini, terutama saat wabah virus sedang merebak.

Namun, tak semua negatif—efek imunosupresif ini juga bisa dimanfaatkan dalam penelitian pengembangan vaksin atau uji skrining obat antiviral. 

“Kami merekomendasikan studi lanjutan untuk memahami bagaimana obat ini bisa digunakan secara optimal, terutama saat wabah atau pandemi virus,” kata Ianevski.

Semoga info ini bikin kamu lebih waspada dan diskusi bareng dokter makin mendalam sebelum pakai obat JAK inhibitor, ya!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment