Sahabat.com - Obesitas, yang kini memengaruhi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia, terus menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat. Salah satu faktor utama yang berperan dalam perkembangan obesitas adalah perilaku makan, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan intrinsik di dalam tubuh.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Physiological Reports meneliti pengaruh olahraga terhadap nafsu makan pada pria obesitas, dengan fokus pada perubahan kadar hormon yang berperan dalam pengaturan nafsu makan.
Penelitian ini mengeksplorasi peran beberapa hormon, seperti interleukin 6 (IL-6), IL-7, irisin, dan leptin, yang dilepaskan oleh sel otot, jaringan lemak, dan sel inflamasi dalam tubuh. Leptin, misalnya, yang dilepaskan oleh otot rangka, terbukti berperan dalam pengaturan energi dan memberikan rasa kenyang.
Sementara itu, neuropeptida Y (NPY) adalah salah satu faktor utama yang berhubungan dengan peningkatan nafsu makan, meskipun perannya dalam sistem saraf pusat masih perlu diteliti lebih lanjut.
Penelitian ini melibatkan 11 pria obesitas dengan rata-rata indeks massa tubuh (IMT) 35,3 kg/m² dan konsumsi oksigen puncak (VO2peak) 29 mL/kg/menit. Peserta dibagi menjadi dua kelompok: satu kelompok melakukan latihan bersepeda sedang (60% VO2peak) selama 60 menit, sementara kelompok lainnya beristirahat selama periode yang sama.
Para peneliti mengukur perubahan nafsu makan peserta sebelum sarapan, setelah makan pagi, dan pada interval setengah jam setelah berolahraga, serta memantau kadar IL-6, IL-7, irisin, NPY, dan leptin pada masing-masing peserta.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan kadar IL-6 dan irisin pada kelompok yang berolahraga, dibandingkan dengan kelompok yang hanya beristirahat. Kadar kedua hormon ini tetap tinggi satu jam setelah berolahraga.
Sementara itu, kadar NPY menurun satu jam setelah olahraga, menunjukkan penurunan nafsu makan pada peserta yang berolahraga. Namun, tidak ada perubahan signifikan pada kadar IL-7 dan leptin.
Peserta yang berolahraga melaporkan merasa kurang lapar segera setelah berolahraga dan satu jam setelahnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak berolahraga.
Hasil peningkatan kadar IL-6 dan irisin sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa hormon-hormon ini dapat berperan dalam penurunan nafsu makan setelah berolahraga. Kadar IL-6, yang meningkat tajam setelah olahraga, dapat memengaruhi pusat pengaturan nafsu makan di otak. Peningkatan kadar irisin juga konsisten dengan studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang dengan obesitas cenderung memiliki kadar irisin yang lebih tinggi.
Namun, penurunan kadar NPY setelah berolahraga bertentangan dengan temuan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa NPY biasanya meningkat pada individu obesitas setelah latihan fisik. Temuan ini menunjukkan bahwa perubahan nafsu makan pasca-olahraga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk stres, suasana hati, dan persepsi individu terhadap aktivitas fisik.
Studi ini menyoroti perubahan dinamis kadar miokina dan sitokina setelah latihan aerobik sedang pada pria obesitas. Temuan ini memberikan wawasan baru bahwa olahraga dapat membantu mengurangi nafsu makan pada pria obesitas melalui perubahan kadar hormon tertentu.
Oleh karena itu, pendekatan yang menargetkan hormon-hormon ini dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi berat badan dan mencapai keseimbangan energi pada individu obesitas.
0 Komentar
Studi WHO: Ponsel Tidak Berhubungan dengan Kanker
Pengalaman Buruk Masa Kecil Anak Sulung Ternyata Berdampak pada Kesehatan Mental Saudara Kandung
Olahraga Sedang Dapat Menurunkan Nafsu Makan pada Pria Obesitas
Risiko Kanker Tersembunyi dalam Pola Makan, Dokter dan Pakar India Ini Beri Peringatan
Miranda Kerr Ungkap Rahasia Diet dan Kebugaran di Usia 41 Tahun
Leave a comment