Pedoman Baru Pencegahan Stroke Soroti Perubahan Gaya Hidup

30 Oktober 2024 11:20
Penulis: Alamsyah, lifestyle
American Heart Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) berperan dalam menyediakan pedoman berdasarkan penelitian dan data terkini. Kedua organisasi ini baru saja menerbitkan “Pedoman 2024 untuk Pencegahan Primer Stroke” dalam jurnal Stroke, yang merupakan pembaruan dari pedoman tahun 2014.

Sahabat.com - Pencegahan stroke merupakan fokus utama dalam promosi kesehatan. Di Amerika Serikat, lebih dari 795.000 kasus stroke terjadi setiap tahunnya. Para dokter berupaya membantu masyarakat mencegah stroke dengan menggunakan pedoman yang akurat dan pembaruan penelitian.

American Heart Association (AHA) dan American Stroke Association (ASA) berperan dalam menyediakan pedoman berdasarkan penelitian dan data terkini. Kedua organisasi ini baru saja menerbitkan “Pedoman 2024 untuk Pencegahan Primer Stroke” dalam jurnal Stroke, yang merupakan pembaruan dari pedoman tahun 2014. Tujuan dari pedoman ini adalah untuk mendukung upaya dokter dan kelompok kesehatan dalam pencegahan stroke.

Apa yang Dikatakan Pedoman Baru Pencegahan Stroke?

Pedoman baru ini menambah informasi dan melakukan perubahan yang tepat berdasarkan data terkini. Peneliti melakukan tinjauan literatur yang dipublikasikan setelah 2014 dari beberapa basis data dan juga meninjau dokumen-dokumen sebelumnya dari AHA dan ASA terkait pencegahan stroke.

Pedoman ini juga membahas faktor-faktor sosial yang memengaruhi risiko stroke, namun menekankan fokus utama pada perubahan individu daripada intervensi sistemik. Para penulis merekomendasikan skrining untuk akses makanan sehat, asuransi kesehatan, dan keselamatan lingkungan, karena hal ini dapat membantu mengidentifikasi hambatan dalam upaya pencegahan stroke.

Faktor Risiko Baru: Migrain dan Endometriosis

Dalam hal penilaian, pedoman merekomendasikan agar orang dewasa disaring untuk faktor risiko terkait stroke seperti pola makan, diabetes, hipertensi, berat badan, kebiasaan merokok, penyalahgunaan zat, dan kurangnya aktivitas fisik.

Pedoman baru juga mengidentifikasi bukti terbaru tentang kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko stroke, termasuk migrain. Untuk penderita migrain, pedoman merekomendasikan evaluasi dan modifikasi faktor risiko vaskular serta menghindari kontrasepsi hormonal kombinasi jika memungkinkan.

Pedoman ini juga membahas risiko yang muncul selama kehamilan dan periode postpartum awal. Para ahli merekomendasikan pengobatan untuk hipertensi berat dan mencatat bahwa penggunaan obat antihipertensi untuk mengatasi gangguan hipertensi pada kehamilan adalah langkah yang wajar untuk mengurangi risiko stroke.

Faktor risiko lainnya yang diidentifikasi adalah endometriosis, dan skrining yang tepat untuk kondisi ini dapat membantu mendeteksi risiko stroke. Pedoman juga mencatat bahwa beberapa kontrasepsi hormonal, terutama yang mengandung estrogen tinggi, dapat berkontribusi pada risiko stroke.

Saran untuk Mencegah Stroke

Pedoman ini menggarisbawahi intervensi praktis yang dapat membantu pencegahan stroke, dengan fokus pada “Delapan Esensial untuk Kesehatan Jantung” dari AHA. Ini mencakup komponen seperti diet, aktivitas fisik, tekanan darah, dan penggunaan tembakau.

Sebagai contoh, pedoman ini menekankan manfaat diet Mediterania dalam mengurangi risiko stroke dan menyarankan penggantian garam untuk beberapa orang dewasa yang lebih tua dengan tekanan darah yang tidak terkontrol. Dokter disarankan untuk merekomendasikan sekitar 150 menit olahraga intensitas sedang per minggu atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi, serta menghindari perilaku duduk yang berlebihan.

Untuk membantu pengendalian diabetes, pedoman merekomendasikan skrining bagi individu tertentu untuk prediabetes dan diabetes. Bukti juga mendukung penggunaan agonis reseptor GLP-1, seperti Ozempic, untuk menurunkan risiko stroke pada penderita diabetes.

Kontrol tekanan darah menjadi sangat penting dalam pencegahan stroke. Pedoman merekomendasikan skrining tekanan darah, perbaikan gaya hidup, dan pengobatan bagi mereka dengan hipertensi tinggi. Selain itu, penggunaan dua atau lebih obat antihipertensi juga disarankan untuk membantu pencegahan stroke.

Pedoman baru ini mengingatkan pentingnya menghentikan penggunaan tembakau untuk mengurangi risiko stroke.

Meskipun pedoman ini memberikan banyak informasi baru, penulis menyatakan bahwa masih ada beberapa area yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Mereka mengakui bahwa belum ada uji coba yang mengevaluasi manfaat skrining untuk faktor sosial kesehatan. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk memahami hubungan antara stroke dan kontrasepsi hormonal, endometriosis, serta menopause.

“Pedoman 2024 untuk Pencegahan Primer Stroke adalah pembaruan yang sangat dibutuhkan dari pedoman sebelumnya. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai faktor risiko stroke dan dampak perubahan gaya hidup, lebih dari setengah kejadian stroke di AS mungkin dapat dicegah,” ujar Dr. Haris Kamal, seorang neurologis vaskular.

Pedoman ini memberikan panduan yang komprehensif untuk dokter dalam mengidentifikasi kelompok berisiko tinggi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko stroke.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment