Penemuan Gen Baru Dorong Kemajuan Vaksin HIV

31 Oktober 2024 12:14
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Saat ini, uji klinis vaksin HIV yang tidak mengandung UL18 sedang dilakukan oleh Vir Biotechnology dan NIH.

Sahabat.com - Para peneliti dari Universitas Kesehatan & Sains Oregon (OHSU) telah menemukan gen baru yang dapat menghambat efektivitas vaksin HIV. Penemuan ini merupakan langkah maju dalam upaya mengembangkan vaksin untuk virus HIV, serta potensi untuk penyakit lainnya seperti malaria dan kanker.

Studi yang diterbitkan pada 11 Oktober di Science Immunology ini mengidentifikasi hambatan baru dalam pengembangan vaksin. Daniel Malouli, Ph.D., asisten profesor di Institut Terapi Vaksin dan Gen OHSU, menjelaskan bahwa tim peneliti menyelidiki peran human cytomegalovirus (HCMV) dalam mencegah respons imun yang diharapkan dari vaksin mereka.

Dalam penelitian sebelumnya, tim OHSU menemukan bahwa vaksin berbasis CMV rhesus, yang dikenal sebagai RhCMV, dapat memicu respons sel T yang unik—sesuatu yang tidak terlihat pada vaksin lainnya. Respons imun ini penting untuk efektivitas vaksin tersebut dalam melawan simian immunodeficiency virus (SIV), patogen yang sering digunakan untuk memodelkan HIV/AIDS pada primata nonmanusia.

"Untuk mengembangkan vaksin yang dapat diuji secara klinis, kami memerlukan vaksin berbasis HCMV yang mampu memicu respons sel T yang serupa pada manusia," kata Malouli.

HCMV manusia dan CMV rhesus memiliki kesamaan, dan penelitian sebelumnya oleh OHSU menunjukkan bahwa gen tertentu pada CMV rhesus perlu dimatikan agar respons imun yang unik dapat tercapai. Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi puluhan tahun dari tim yang dipimpin oleh direktur asosiasi VGTI Louis Picker, MD, serta profesor Klaus Früh, Ph.D., dan Scott Hansen, Ph.D.

Sejak awal 2000-an, kelompok ini telah berupaya mengembangkan platform vaksin ini. Pada tahun 2016, perusahaan rintisan mereka, TomegaVax, diakuisisi oleh Vir Biotechnology yang berbasis di San Francisco. Saat ini, perusahaan tersebut sedang melakukan uji klinis vaksin HIV pada manusia, bekerja sama dengan National Institutes of Health dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Malouli, yang sebelumnya melakukan penelitian pascasarjana dengan Früh, kini memimpin lab sendiri di VGTI OHSU. Dalam penelitian terbaru ini, tim memasukkan 41 gen spesifik CMV manusia ke dalam CMV rhesus dan memantau respons imun pada primata nonmanusia.

"Hasilnya menunjukkan bahwa CMV rhesus yang mengekspresikan gen spesifik manusia, UL18, hanya menghasilkan respons standar, karena UL18 berinteraksi dengan reseptor penghambat pada sel T," ungkap Malouli.

Sebagai dampak dari penelitian ini, Früh menambahkan bahwa tim telah merancang vaksin berbasis CMV manusia untuk HIV yang tidak mencakup UL18 atau gen lain yang dapat menghambat efektivitas vaksin pada pasien manusia.

"Visi kami adalah menciptakan jenis vaksin baru, tidak hanya untuk HIV, tetapi juga untuk kanker dan penyakit lainnya," kata Früh. 

Malouli menekankan bahwa sistem vektor CMV yang dikembangkan di OHSU memiliki potensi yang luas untuk diterapkan pada berbagai penyakit.

Saat ini, uji klinis vaksin HIV yang tidak mengandung UL18 sedang dilakukan oleh Vir Biotechnology dan NIH.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment