Penemuan Virus Mirip Coronavirus yang Sangat Fatal pada Kelelawar di Brasil

19 Maret 2025 15:44
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penemuan ini memicu kekhawatiran karena strain yang ditemukan memiliki kesamaan yang mencurigakan dengan virus yang ditularkan kelelawar penyebab Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) – sebuah penyakit yang memiliki tingkat kematian sangat tinggi, hampir 35 persen, pada manusia.

Sahabat.com - Kelelawar Brasil menjadi tempat berkembangnya banyak jenis coronavirus, menurut sebuah studi terbaru. Temuan ini mencakup satu strain virus yang baru diidentifikasi yang bisa membahayakan kesehatan manusia dalam beberapa tahun mendatang.

Para ilmuwan kini mengambil ancaman ini dengan serius dan berencana untuk segera melakukan uji coba di laboratorium yang aman untuk melihat apakah varian ini benar-benar bisa menular ke manusia.

Penemuan ini memicu kekhawatiran karena strain yang ditemukan memiliki kesamaan yang mencurigakan dengan virus yang ditularkan kelelawar penyebab Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) – sebuah penyakit yang memiliki tingkat kematian sangat tinggi, hampir 35 persen, pada manusia.

Sejak pertama kali teridentifikasi pada 2012, virus MERS-CoV telah menyebabkan 858 kematian yang diketahui, sebagian besar terjadi di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. 

Meski kasus ringan kemungkinan tidak tercatat dengan baik, virus ini memiliki tingkat fatalitas tertinggi di antara semua virus coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, menjadikannya yang paling mematikan.

Sebagai perbandingan, coronavirus penyebab pandemi COVID-19, SARS-CoV-2, memiliki tingkat kematian manusia sekitar 2 persen, menurut sebuah studi pada 2022.

Para ilmuwan dari Brasil dan China menemukan kerabat dekat MERS-CoV saat melakukan pengujian terhadap 16 spesies kelelawar di Brasil untuk patogen.

Tim internasional yang dipimpin oleh Bruna Stefanie Silvério dari Universitas Federal São Paulo mengambil lebih dari 400 usapan oral dan rektal dari kelelawar dan berhasil mengidentifikasi tujuh coronavirus yang berbeda. 

Virus-virus ini ditemukan pada dua spesies kelelawar: Molossus molossus (kelelawar pemakan serangga) dan Artibeus lituratus (kelelawar pemakan buah).

Hanya satu dari varian virus tersebut yang memiliki hubungan evolusioner dengan MERS-CoV.

Hingga saat ini, anggota keluarga MERS-CoV baru ditemukan pada kelelawar di Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Hal ini menunjukkan bahwa "virus yang sangat terkait sedang beredar di kelelawar Amerika Selatan dan memperluas jangkauan geografisnya," menurut para penulis studi tersebut.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment