Polusi Tanah dan Air Memicu Epidemi Penyakit Jantung Global

17 Maret 2025 16:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Atherosclerosis mengkaji hubungan antara polusi air dan tanah dengan kesehatan manusia.

Sahabat.com - Polusi tanah dan air yang disebabkan oleh bahan kimia beracun dan mikroplastik semakin memperburuk krisis penyakit jantung di seluruh dunia. Namun, para peneliti meyakini bahwa solusi untuk masalah ini dapat dicapai dalam waktu dekat.

Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Atherosclerosis mengkaji hubungan antara polusi air dan tanah dengan kesehatan manusia. 

Tanah yang sehat dan air bersih sangat penting bagi kesehatan manusia, kesejahteraan, dan lingkungan. 

Tanah yang sehat mendukung ekosistem dengan menyediakan sumber pangan, retensi air, keanekaragaman hayati, dan penyimpanan karbon. 

Degradasi tanah diperkirakan dapat membahayakan kesehatan 40% dari populasi dunia. Selain itu, pada tahun 2021, lebih dari dua miliar orang tinggal di daerah yang mengalami krisis air. 

Pada tahun 2019, penyakit terkait polusi menyebabkan sembilan juta kematian dini, sementara polusi mencatatkan sekitar 268 juta tahun kehidupan yang hilang akibat kecacatan (DALY).

Polusi udara dan tanah berdampak besar terhadap DALY di semua tahapan kehidupan, meskipun polusi tanah lebih mempengaruhi kelompok usia yang lebih tua. 

Selain itu, polusi air menyebabkan tingkat kematian bayi yang tinggi. Lebih dari dua pertiga penyakit yang disebabkan oleh polusi adalah penyakit tidak menular (NCD), dengan penyakit kardiovaskular (CVD) menyumbang 60% dari beban ini. 

Namun, rencana aksi global untuk pencegahan dan pengendalian NCD tidak mencakup mitigasi polusi. 

Studi ini juga menyoroti bahwa faktor lingkungan, seperti polusi, mungkin lebih dominan daripada predisposisi genetik dalam menyebabkan NCD, membuka celah besar dalam strategi kesehatan yang ada saat ini.

Polusi tanah disebabkan oleh senyawa berbahaya seperti bahan kimia sintetis, logam berat, patogen, pestisida, mikro/nanoplastik (MNP), dan plastik, yang sebagian besar berasal dari pertambangan, industri, pertanian, pengelolaan sampah yang buruk, serta konsumsi bahan bakar fosil. 

MNP yang baru muncul sebagai kontaminan mengandung bahan tambahan beracun seperti ftalat dan bisfenol, yang dapat merusak fungsi sel dan meningkatkan risiko penyakit jantung. 

MNP juga berfungsi sebagai pembawa bahan kimia berbahaya lainnya, memperburuk dampaknya pada kesehatan jantung dan metabolik.

Penelitian menunjukkan bahwa paparan logam berat seperti timbal, merkuri, arsenik, dan kadmium dapat menyebabkan kanker, gangguan perkembangan saraf, dan penyakit jantung. 

Arsenik adalah penyebab utama kematian yang berhubungan dengan air, sementara timbal dan kadmium terkait dengan penyakit jantung iskemik dan hipertensi. 

Paparan terhadap logam berat bahkan dalam jumlah rendah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Zat-zat polutan organik persisten seperti pestisida, dioxin, dan poliklorinasi biphenyl (PCB) dapat terakumulasi dalam jaringan tubuh dan mengganggu jalur endokrin. 

Bisfenol A dan PFAS juga berfungsi sebagai pengganggu endokrin yang meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan dislipidemia.

MNP yang berasal dari degradasi plastik dapat menyebabkan stres oksidatif, disfungsi endotel, dan aterosklerosis. 

Studi manusia terbaru menunjukkan bahwa MNP terakumulasi dalam plak arteri, meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular.

Penelitian ini menekankan bahwa polusi tanah dan air berperan besar dalam meningkatkan kejadian penyakit kardiovaskular. 

Sebagai contoh, paparan timbal diketahui sebagai penyebab utama hipertensi dan meningkatkan kematian akibat penyakit jantung. 

Selain itu, kadar timbal dalam darah dilaporkan berhubungan dengan aterosklerosis pada arteri karotis, sebagaimana ditemukan dalam studi di Swedia dan Amerika Serikat.

Solusi untuk mengatasi masalah ini termasuk pembatasan paparan terhadap bahan kimia berbahaya melalui penyaringan air, pengendalian polusi udara, berhenti merokok, serta menghindari makanan yang terkontaminasi. 

Intervensi medis seperti terapi chelation efektif untuk menghilangkan logam berat seperti timbal dan kadmium, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung. 

Selain itu, inisiatif kebijakan seperti Visi Zero-Pollution Komisi Eropa bertujuan mengurangi polusi ke tingkat yang aman pada tahun 2050, sementara Perjanjian Tanah UE berfokus pada restorasi tanah dan pengurangan polusi.

Meskipun polusi memicu banyak penyakit, hal ini dapat dicegah dan bukanlah hasil sampingan dari pembangunan ekonomi, seperti yang telah dibuktikan oleh negara-negara berpendapatan tinggi yang berhasil mengendalikan polusi dengan solusi yang dapat ditiru dan efektif biaya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment