Rahasia Cengkeh: Rempah Dapur yang Diam-Diam Bisa Saingi Obat Pereda Nyeri

28 Agustus 2025 11:54
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Bunga kering dari pohon Syzygium aromaticum yang berasal dari Indonesia ini biasanya digunakan sebagai bumbu masakan, minuman, hingga olahan herbal, namun kini penelitian ilmiah membuktikan bahwa kandungan di dalamnya bisa bekerja layaknya obat pereda nyeri populer seperti ibuprofen.

Sahabat.com - Cengkeh selama ini kita kenal sebagai bumbu dapur dengan aroma hangat dan khas, tetapi siapa sangka rempah kecil ini mulai menarik perhatian dunia medis karena potensi manfaatnya sebagai pereda nyeri alami. 

Bunga kering dari pohon Syzygium aromaticum yang berasal dari Indonesia ini biasanya digunakan sebagai bumbu masakan, minuman, hingga olahan herbal, namun kini penelitian ilmiah membuktikan bahwa kandungan di dalamnya bisa bekerja layaknya obat pereda nyeri populer seperti ibuprofen.

Rahasia utama cengkeh ada pada senyawa bernama eugenol, yaitu zat alami yang sudah lama dikenal memiliki efek anestesi dan anti-inflamasi. Senyawa ini mampu menghambat senyawa kimia dalam tubuh yang memicu rasa sakit, termasuk histamin dan prostaglandin yang biasanya terlibat dalam peradangan. 

Mekanisme kerja ini mirip dengan obat antiinflamasi nonsteroid yang sering diresepkan dokter. Bahkan, penelitian pada hewan menunjukkan eugenol bisa membantu meningkatkan fungsi sendi pada kondisi osteoartritis.

Manfaat cengkeh yang paling banyak teruji sejauh ini ada di bidang kedokteran gigi. Sejak abad ke-13, minyak cengkeh sudah digunakan untuk mengatasi sakit gigi. Hingga kini, minyak cengkeh masih tersedia di apotek untuk meredakan nyeri gigi pada anak maupun orang dewasa. 

Beberapa penelitian membandingkan minyak cengkeh dengan obat bius lokal seperti lidokain atau benzokain, dan hasilnya menunjukkan minyak cengkeh bisa bekerja sama efektifnya dalam meredakan nyeri pada prosedur gigi. 

Bahkan, penelitian pada anak-anak membuktikan minyak cengkeh lebih efektif mengurangi rasa sakit dan kecemasan dibandingkan obat oles yang biasa digunakan.

Tak hanya di kedokteran gigi, penelitian lain juga menemukan kombinasi minyak cengkeh dengan lidokain mampu mengurangi rasa sakit pasca persalinan pada luka episiotomi lebih baik dibandingkan penggunaan lidokain saja. 

Selain itu, senyawa aktif dalam cengkeh juga menunjukkan sifat antibakteri, melindungi hati dari kerusakan, membantu sensitivitas insulin untuk mengontrol gula darah, bahkan memiliki potensi sebagai agen antikanker dalam uji laboratorium.

Meski begitu, penggunaan minyak cengkeh dalam bentuk pekat tetap harus hati-hati. Pemakaian langsung di mulut bisa menimbulkan iritasi atau rasa terbakar, dan dosis berlebih berisiko menyebabkan kerusakan hati, kejang, bahkan mengganggu pembekuan darah. Itulah mengapa penggunaannya sebaiknya terbatas, misalnya untuk obat sakit gigi sementara atau terapi tambahan, bukan sebagai pengganti obat medis utama.

Para peneliti menegaskan bahwa cengkeh memang belum bisa sepenuhnya menggantikan ibuprofen, namun potensinya sebagai pereda nyeri alami yang murah, mudah didapat, dan kaya manfaat menjadikannya menarik untuk terus dikembangkan. 

“Minyak cengkeh terbukti dapat memberikan pereda nyeri yang sebanding dengan beberapa obat bius topikal, serta punya manfaat tambahan sebagai antiseptik dan antiinflamasi,” jelas peneliti dalam publikasi ilmiah terbaru.

Pada akhirnya, cengkeh bukan hanya sekadar rempah untuk dapur, melainkan juga sahabat lama yang kini mendapat pengakuan ilmiah sebagai obat tradisional dengan potensi masa depan yang besar.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment