Sahabat.com - Pernah dengar istilah "cerai ranjang"? Tenang, ini bukan soal perceraian sungguhan, kok. Justru, ini bisa jadi solusi damai buat pasangan yang pengen tidur nyenyak tanpa gangguan.
Di masa lalu, terutama di kalangan bangsawan Eropa, tidur di kamar terpisah itu simbol kemewahan. Tapi zaman sekarang, tidur bareng pasangan dianggap hal biasa.
Meski begitu, makin banyak pasangan yang mulai sadar kalau tidur sendirian kadang bikin kualitas tidur lebih oke.
Banyak alasan kenapa pasangan akhirnya memutuskan untuk tidur di kamar atau ranjang berbeda.
Ada yang terganggu karena pasangannya ngorok, suka gerak-gerak saat tidur, atau malah suka ngobrol waktu tidur alias sleep talking.
Ada juga yang jadwal tidurnya tabrakan, seperti pekerja shift malam. Bahkan, beda selera suhu kamar pun bisa jadi pemicu. Misalnya, satu suka dingin pakai kipas, satunya lagi ogah kedinginan.
Kalau punya bayi atau anak kecil, ini juga sering jadi alasan utama – daripada dua-duanya kurang tidur, lebih baik tidur terpisah demi kewarasan bersama.
Nah, yang menarik, meskipun banyak orang bilang mereka suka tidur bareng pasangan, penelitian justru menunjukkan bahwa tidur bareng sering bikin kualitas tidur menurun.
Saat diukur pakai alat EEG (yang bisa lacak gelombang otak), ternyata tidur sendirian bisa bikin tidur lebih dalam dan lebih lama. Apalagi kalau pasangan punya gangguan tidur kayak insomnia atau sleep apnea, bisa-bisa kamu juga kebangun gara-gara mereka. Jadi, tidur sendiri kadang bukan egois, tapi lebih ke jaga kewarasan dan kesehatan tidur masing-masing.
Nggak cuma itu, tidur terganggu juga bisa bikin hubungan jadi renggang, lho. Kalau dua-duanya kurang tidur, ya wajar aja lebih gampang marah, sensi, dan capek.
Justru, tidur terpisah bisa bikin hubungan makin harmonis karena kalian jadi punya energi lebih dan suasana hati yang lebih stabil. Beberapa orang bahkan bilang, setelah tidur cukup, gairah bercinta malah meningkat. Jadi, tidur terpisah itu bukan berarti hubungan dingin—kadang malah bisa lebih panas!
Tapi tentu aja, tidur sendiri bukan tanpa tantangan. Ada yang merasa kesepian, nggak aman, atau justru kehilangan momen cuddle bareng pasangan.
Belum lagi, nggak semua rumah punya kamar lebih atau ranjang ekstra. Dan di masyarakat, tidur terpisah masih sering dianggap tabu, kayak tanda hubungan udah di ujung tanduk. Padahal, nggak selalu begitu. Ada pasangan yang tetap mesra dengan cara kreatif, misalnya punya “jam kunjungan”—dimana pasangan datang untuk cuddle sebentar sebelum tidur atau pagi-pagi waktu bangun.
Kalau kamu merasa kualitas tidur makin berantakan karena tidur bareng pasangan, mungkin saatnya coba sleep separation. Nggak harus tiap malam, kok. Bisa aja cuma di hari kerja, lalu akhir pekan tidur bareng lagi.
Ini bukan perpisahan selamanya, tapi lebih ke jeda demi kesehatan fisik dan mental. Dan kalau kamu punya masalah tidur yang terus-terusan, jangan ragu konsultasi ke dokter. Siapa tahu ada gangguan tidur yang butuh ditangani serius.
0 Komentar
Kepribadianmu Bisa Menentukan Jenis Olahraga yang Cocok!
Mengapa Makin Banyak Anak Muda Kena Kanker Usus? Fakta Mengejutkan Ini Bikin Merinding!
Leave a comment