Rwanda Akan Memulai Uji Coba Vaksin untuk Penyakit Marburg

03 Oktober 2024 17:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dengan tingkat kematian setinggi 88%, virus ini termasuk dalam famili virus yang sama dengan virus penyebab Ebola, dan ditularkan ke manusia oleh kelelawar buah, sebelum menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Sahabat.com - Rwanda siap memulai uji klinis vaksin dan terapi dalam beberapa minggu ke depan untuk mengobati penyakit Marburg, kata menteri kesehatannya pada Kamis, saat negara Afrika itu memerangi wabah pertama demam virus yang telah menewaskan 11 orang.

Penyakit ini terdeteksi pada akhir September, dengan 36 kasus dilaporkan sejauh ini, data kementerian kesehatan menunjukkan.

"Ini adalah bagian dari upaya kami untuk membantu orang pulih dengan cepat dengan memanfaatkan vaksin dan obat-obatan yang secara khusus dikembangkan untuk melawan wabah ini, yang saat ini sedang dalam tahap akhir penelitian," kata menteri, Sabin Nsanzimana, mengutip Reuters.

"Kami bekerja sama dengan perusahaan farmasi yang mengembangkan ini, bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia untuk mempercepat proses melalui kolaborasi multilateral."

Ia mengatakan pemerintah sedang berbicara dengan perusahaan-perusahaan yang berpusat di AS dan Eropa.

Kementerian memantau 410 orang yang telah melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi, kata asisten menteri kesehatan Yvan Butera sebelumnya. Lima orang lainnya dinyatakan negatif tetapi masih menunggu hasil tes lebih lanjut.

Demam berdarah virus, gejala Marburg meliputi demam tinggi, sakit kepala parah dan malaise yang biasanya berkembang dalam tujuh hari setelah infeksi, menurut WHO.

Dengan tingkat kematian setinggi 88%, virus ini termasuk dalam famili virus yang sama dengan virus penyebab Ebola, dan ditularkan ke manusia oleh kelelawar buah, sebelum menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Negara tetangga Tanzania memiliki kasus Marburg pada tahun 2023, seperti halnya Uganda pada tahun 2017.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment