Sindrom Couvade: Gejala Kehamilan pada Pria, Apa Itu?

23 Desember 2024 17:27
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sindrom Couvade adalah kondisi di mana pasangan dari seorang wanita hamil merasakan gejala fisik dan emosional yang sama dengan yang dialami oleh individu yang hamil. Gejala yang dapat muncul meliputi penambahan berat badan, kelelahan, perubahan mood, dan bahkan keinginan terhadap makanan tertentu.

Sahabat.com - Kehamilan sering kali membawa berbagai gejala bagi wanita, tetapi tahukah Anda bahwa kondisi ini juga bisa mempengaruhi pria? Mari ketahui apa itu Sindrom Couvade dan apa yang mungkin dialami oleh calon ayah.

Saat hamil, wanita sering mengalami gejala seperti mual, kelelahan, perubahan payudara, serta keinginan dan penolakan terhadap makanan tertentu. Namun, yang menarik adalah bahwa beberapa pria juga dapat mengembangkan gejala fisik dan psikologis yang mirip dengan gejala kehamilan. 
Sindrom ini, yang dikenal juga dengan nama sympathetic pregnancy, membuat pasangan yang tidak hamil mengalami gejala seperti mual, muntah, penambahan berat badan, dan kelelahan. Lalu, apakah kondisi ini benar-benar ada, atau hanya ada dalam pikiran? Kami mengajak seorang ahli untuk menjelaskan lebih lanjut.

Apa Itu Sindrom Couvade?

Sindrom Couvade adalah kondisi di mana pasangan dari seorang wanita hamil merasakan gejala fisik dan emosional yang sama dengan yang dialami oleh individu yang hamil. Gejala yang dapat muncul meliputi penambahan berat badan, kelelahan, perubahan mood, dan bahkan keinginan terhadap makanan tertentu.

Banyak orang bertanya-tanya apakah kondisi ini benar adanya. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Men's Health pada 2018 menunjukkan bahwa sindrom ini memang ada dan memiliki prevalensi yang tinggi (59,1%) di kalangan calon ayah. Hal ini dikaitkan dengan penekanan budaya terhadap kehidupan keluarga dan peran orang tua yang baru. 

Penelitian tersebut mencatat bahwa gejala-gejala ini sering muncul pada trimester pertama, berkurang pada trimester kedua, dan intensif kembali pada trimester ketiga. Gejala ini bisa mempengaruhi kesejahteraan ayah dan kemampuan mereka untuk mendukung pasangan yang hamil, yang menyoroti pentingnya kesadaran dan dukungan bagi para ayah selama konsultasi antenatal untuk memastikan hasil yang lebih baik bagi keluarga.

Penyebab Sindrom Couvade

Meski penyebab pasti dari Sindrom Couvade belum sepenuhnya dipahami, Dr. Sanjay Garg, Konsultan Kesehatan Mental dan Ilmu Perilaku di Fortis Hospital, Anandapur, menjelaskan, "Penelitian menunjukkan bahwa pria yang pasangannya hamil dapat mengalami fluktuasi kadar hormon, termasuk peningkatan prolaktin, oestradiol, dan kortisol, serta penurunan testosteron. Perubahan hormon ini bisa berkontribusi pada perkembangan gejala fisik dan emosional yang terkait dengan Sindrom Couvade."

Ada beberapa faktor psikologis yang dapat berkontribusi pada perkembangan sindrom ini, antara lain:

- Empati dan Koneksi Emosional: Ikatan emosional yang dalam dengan pasangan yang hamil dapat memunculkan rasa empati yang lebih besar dan berbagi pengalaman fisik dan emosional yang dialami oleh pasangan.

- Kecemasan dan Stres: Antisipasi dan stres terkait dengan persalinan dapat muncul dalam bentuk gejala fisik pada beberapa individu.

- Faktor Budaya dan Sosial: Kepercayaan budaya dan harapan sosial tentang peran ayah dan pasangan selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan Sindrom Couvade.

Gejala Sindrom Couvade pada Pria

Gejala yang paling umum dialami pria dengan Sindrom Couvade antara lain:

- Gejala Gastrointestinal: Mual, muntah, gangguan pencernaan, perubahan nafsu makan, dan sembelit.

- Perubahan Berat Badan: Penambahan atau penurunan berat badan.

- Nyeri: Sakit punggung, sakit kepala, dan sakit gigi.

- Kelelahan: Merasa lelah atau mengalami gangguan tidur.

- Perubahan Emosional: Perubahan mood, kecemasan, dan depresi.

Cara Pasangan Menghadapi Sindrom Couvade

Langkah pertama adalah mengidentifikasi kondisi ini. Banyak orang yang tidak menyadari adanya Sindrom Couvade, atau jika mereka sadar, mereka tidak menganggapnya serius. Sangat penting bagi pasangan untuk mengenali kondisi ini dan mencari cara untuk menghadapinya.

Menurut Dr. Garg, pasangan dapat menghadapi Sindrom Couvade dengan komunikasi terbuka, saling mendukung, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Meskipun penyebab pastinya belum jelas, sindrom ini sering dianggap sebagai respons psikologis terhadap kehamilan, yang dipengaruhi oleh keterikatan emosional, faktor budaya, dan perubahan hormon yang mungkin terjadi. Kehamilan bisa menjadi pengalaman yang menantang bagi ibu hamil dan pasangan mereka. Kuncinya adalah saling mendukung, bersabar, dan menjaga kesehatan diri masing-masing.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment