Ternyata Diet Ini Bisa Cegah Alzheimer Meski Baru Dimulai di Usia Tua!

08 Juli 2025 10:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Sebuah studi baru dari University of Hawaiʻi Cancer Center membuktikan kalau memperbaiki pola makan—even di usia paruh baya atau lanjut—masih bisa menurunkan risiko terkena Alzheimer dan berbagai jenis demensia.

Sahabat.com - Kalau kamu berpikir sudah terlambat untuk mulai hidup sehat di usia 40-an atau bahkan 70-an, ternyata kamu salah besar, sahabat! 

Sebuah studi baru dari University of Hawaiʻi Cancer Center membuktikan kalau memperbaiki pola makan—even di usia paruh baya atau lanjut—masih bisa menurunkan risiko terkena Alzheimer dan berbagai jenis demensia.

Penelitian ini menyoroti diet bernama MIND, singkatan dari Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay. 

Diet ini sebenarnya gabungan dari dua pola makan terkenal, yaitu diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), yang memang sudah dikenal luas bisa bantu jaga tekanan darah tetap stabil. Nah, saat keduanya digabung dan difokuskan untuk menjaga kesehatan otak, hasilnya ternyata luar biasa!

MIND diet ini mendorong kamu untuk makan lebih banyak sayuran hijau, buah beri, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Pokoknya, makanan-makanan yang kaya nutrisi dan terbukti bisa mendukung kesehatan otak. 

Para peneliti menganalisis data dari hampir 93.000 orang dewasa di Amerika Serikat yang ikut dalam studi besar bernama Multiethnic Cohort (MEC). Hasilnya mengejutkan—mereka yang mengikuti diet MIND selama 10 tahun punya risiko 25% lebih rendah terkena demensia dibanding yang tidak konsisten menjalani diet ini.

“Pesan pentingnya sangat jelas—nggak ada kata terlambat untuk mulai,” ujar Profesor Song-Yi Park dari UH Cancer Center. 

“Mengubah pola makan jadi lebih sehat, bahkan di usia tua, masih bisa memberikan 
perlindungan untuk otak kita.”

Yang menarik, efek positif dari diet ini ternyata paling kuat terlihat pada partisipan dari etnis Afrika-Amerika, Latino, dan Kaukasia. 

Sementara itu, efeknya kurang terlihat pada peserta berdarah Asia-Amerika atau penduduk asli Hawaii. Para peneliti menduga hal ini berkaitan dengan kebiasaan makan tradisional serta tingkat demensia yang memang berbeda-beda antar kelompok etnis.

Direktur UH Cancer Center, Naoto T. Ueno, juga menegaskan bahwa temuan ini sangat berarti. 

“Penelitian ini bukan cuma membawa harapan, tapi juga bisa jadi panduan gaya hidup sehat ke depannya.”

Jadi, sahabat, yuk mulai isi piring kamu dengan makanan yang bisa jadi pelindung otak di masa depan. Nggak perlu nunggu tua untuk peduli, tapi kalau pun kamu baru mulai sekarang, itu tetap bisa memberi manfaat luar biasa!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment