Ternyata, Kerja Lembur Bikin Otak Kamu Berubah Bentuk!

16 Mei 2025 16:40
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Kasus seperti Jean memperkuat kekhawatiran bahwa lembur kronis mungkin berdampak buruk jangka panjang.

Sahabat.com - Kerja terus-menerus tanpa henti ternyata tak hanya bikin kantong mata makin tebal, tapi juga bisa “merenovasi” struktur otak kita. 

Peneliti dari Korea Selatan menemukan kalau mereka yang bekerja 52 jam atau lebih per minggu punya volume materi abu-abu di beberapa area otak lebih besar dibanding yang cuma kerja standar. 

Area-area itu berkaitan dengan kemampuan merencanakan, mengatur tugas, memori kerja, dan juga menangani emosi.

“Sementara konsekuensi perilaku dan psikologis dari kelebihan kerja telah banyak didokumentasikan, sedikit yang diketahui tentang efek langsungnya pada struktur otak,” kata tim peneliti dalam jurnal Occupational & Environmental Medicine (2025). 

Mereka menggunakan pemindaian otak untuk mengukur volum materi abu-abu dan mengamati kebiasaan kerja 110 orang—kebanyakan pekerja di bidang kesehatan.

Para “pejuang lembur” ini menunjukkan peningkatan hingga 19% di area middle frontal gyrus, wilayah penting untuk fungsi kognitif. 

Lantas, apakah tambahnya materi abu-abu ini sesuatu yang positif? Menurut peneliti, jawabannya masih abu-abu juga. Volume yang lebih besar bisa berarti adaptasi otak untuk menangani beban kerja tinggi, tapi bisa juga jadi tanda stres kronis.

Jean, salah satu partisipan penelitian, cerita: “Dua minggu lalu saya mulai merasa gampang lupa dan mood swing terus. Ternyata benar, otak saya ‘berubah’ setelah tumpukan laporan setiap malam.” 

Kasus seperti Jean memperkuat kekhawatiran bahwa lembur kronis mungkin berdampak buruk jangka panjang.

Banyak studi terdahulu juga mengaitkan kerja berlebihan dengan kerusakan otak dan gangguan mental. “Temuan ini menunjukkan jam kerja panjang dapat memicu perubahan neuroadaptif, yang mungkin memengaruhi kesehatan kognitif dan emosional,” ujar peneliti.

Di tengah gelombang pandemi yang mengubah cara kita memandang kerja dan eksperimen minggu kerja empat hari, riset ini jadi pengingat pentingnya menetapkan batas antara kerja dan istirahat. 

“Penelitian selanjutnya perlu mengeksplorasi implikasi jangka panjang dari perubahan struktur otak ini dan apakah berujung pada penurunan kognisi atau gangguan kesehatan mental,” imbuh mereka.

Maka, sebelum otakmu benar-benar dimodifikasi tanpa izin, coba deh mulai atur waktu: matikan notifikasi email setelah jam kerja, jangan bawa tugas ke kasur, dan beri otakmu jeda untuk istirahat. Karena kadang, batas tipis antara produktif dan overworked bisa bikin otak kita penasaran—dan mungkin, terlanjur berubah.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment