Waktu Terbaik Minum Kopi Biar Lancar Buang Air Besar, Kata Ahli

19 September 2025 19:22
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian menunjukkan kopi berkafein meningkatkan stimulasi usus besar hingga 60% lebih kuat dibanding kopi tanpa kafein. Namun bukan hanya kafein yang berperan.

Sahabat.com - Bagi banyak orang, secangkir kopi panas di pagi hari bukan hanya soal rasa dan aroma, tapi juga rutinitas yang membantu tubuh lebih segar. Namun ternyata ada manfaat lain yang sering terlupakan: kopi bisa membantu melancarkan buang air besar. Dan kabar baiknya, sains mendukung hal ini. 

Menurut gastroenterolog Dr. Rosario Ligresti, “Pagi hari memang waktu paling optimal untuk minum kopi jika ingin merangsang pergerakan usus.”

Alasannya, di pagi hari tubuh sedang berada dalam ritme sirkadian di mana usus besar lebih aktif. Kontraksi usus meningkat setelah bangun tidur, sehingga kopi yang diminum pada jam ini bisa bekerja selaras dengan proses alami tubuh. 

“Minum kopi di pagi hari bertindak sebagai stimulan tambahan yang memperkuat mekanisme alami tubuh,” tambah Ligresti.

Kopi juga memicu gastrocolic reflex, yaitu sinyal alami tubuh yang membuat usus bergerak setelah makan atau minum. 

Menurut Dr. Kiran Sachdev, refleks ini paling kuat di pagi hari. Jadi, jika kopi saja belum cukup, coba nikmati bersama sarapan. Ia juga mengingatkan bahwa kopi sebaiknya tidak diminum saat perut kosong karena bisa memicu refluks, perut kembung, atau diare pada sebagian orang.

Selain itu, ahli gizi Amanda Sauceda menekankan pentingnya rutinitas. 

“Usus akan merespons lebih baik bila tubuh memiliki jadwal tetap, jadi luangkan waktu di pagi hari dengan kopi agar efeknya maksimal,” jelasnya. 

Keuntungan lain minum kopi lebih awal adalah tidak mengganggu kualitas tidur di malam hari.

Lalu, apa yang membuat kopi bisa bikin orang ingin buang air besar? Faktor utamanya adalah kafein, stimulan yang tidak hanya membangunkan otak tetapi juga meningkatkan kontraksi otot di saluran pencernaan. 

Bahkan, penelitian menunjukkan kopi berkafein meningkatkan stimulasi usus besar hingga 60% lebih kuat dibanding kopi tanpa kafein. Namun bukan hanya kafein yang berperan. 

“Baik kopi berkafein maupun tanpa kafein dapat merangsang produksi asam lambung yang memicu pelepasan hormon pencernaan seperti gastrin dan motilin,” jelas ahli gizi Yasi Ansari. 

Kopi juga mengandung senyawa alami seperti asam klorogenat dan melanoidin yang langsung memengaruhi aktivitas usus.

Meski bermanfaat, para ahli mengingatkan pentingnya menjaga kebiasaan minum kopi tetap sehat. Rekomendasi untuk orang dewasa sehat adalah tidak lebih dari 400 mg kafein per hari atau sekitar empat cangkir kopi. 

Jika muncul rasa cemas, sulit tidur, atau jantung berdebar, bisa jadi tubuhmu terlalu sensitif sehingga perlu mengurangi jumlahnya atau beralih ke decaf. Tambahan gula, krimer, atau sirup sebaiknya dibatasi karena bisa meningkatkan kalori dan lemak jenuh. 

“Asosiasi Jantung Amerika menyarankan wanita tidak lebih dari 6 sendok teh gula tambahan per hari dan pria tidak lebih dari 9 sendok teh,” ungkap Sachdev.

Selain kopi, ada banyak cara lain agar buang air besar lebih teratur. Asupan serat dari buah, sayur, kacang, dan biji-bijian bisa membantu melunakkan feses. Air putih juga penting untuk mencegah sembelit. 

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki bisa merangsang pencernaan, bahkan menurut Sauceda, “Gerakan tubuh ibarat olahraga untuk usus karena membantu mendorong pergerakan feses.” 

Menjaga jadwal makan dan bangun yang konsisten juga melatih ritme tubuh, sementara makanan kaya probiotik seperti yogurt, kefir, kombucha, atau kimchi bisa mendukung kesehatan usus.

Kesimpulannya, waktu terbaik untuk minum kopi agar BAB lancar adalah di pagi hari, terutama bila dikombinasikan dengan sarapan. Kopi bekerja bersama ritme alami tubuh dan senyawa di dalamnya untuk merangsang pencernaan. Jadi kalau ingin tubuh lebih ringan dan sehat, jadikan secangkir kopi pagi sebagai bagian dari rutinitas, tentunya dengan porsi yang wajar dan tambahan yang lebih sehat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment