Waspada! Gangguan Tidur Ini Bisa Merusak Otak dan Memicu Pikun Lebih Cepat

08 Mei 2025 13:21
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Peneliti juga menemukan bahwa makin parah kerusakan jaringan putih, makin menyusut volume hippocampus dan menipisnya bagian entorhinal cortex—dua bagian otak yang punya peran penting dalam kemampuan mengingat.

Sahabat.com - Kalau kamu sering mendengkur keras atau merasa tidurmu nggak nyenyak, bisa jadi itu tanda sleep apnea—dan ternyata, kondisi ini nggak sekadar bikin kantuk di siang hari, lho. 

Penelitian terbaru dari American Academy of Neurology yang terbit 7 Mei 2025 menunjukkan bahwa obstructive sleep apnea bisa menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang berperan penting dalam menyimpan memori. 

Penurunan kadar oksigen saat tidur, terutama selama fase tidur REM, jadi biang kerok dari kerusakan ini karena merusak pembuluh darah kecil di otak. Tidur REM sendiri adalah fase tidur yang biasanya penuh mimpi dan penting banget buat memproses emosi serta menyimpan memori.

Dr. Bryce A. Mander dari University of California Irvine bilang, “Studi kami menemukan bahwa rendahnya kadar oksigen akibat sleep apnea, terutama saat tidur REM, bisa berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif karena kerusakan pada pembuluh darah kecil di otak dan dampaknya pada area yang berhubungan dengan memori.”

Penelitian ini melibatkan 37 orang dengan rata-rata usia 73 tahun yang nggak mengalami gangguan kognitif dan nggak sedang mengonsumsi obat tidur. Sebanyak 24 dari mereka terdiagnosis obstructive sleep apnea. 

Para partisipan menjalani pemeriksaan tidur semalam penuh, termasuk pemantauan kadar oksigen di seluruh tahapan tidur, dan juga melakukan pemindaian otak.

Hasilnya? Semakin rendah kadar oksigen saat tidur REM, makin banyak muncul bintik putih di otak yang menandakan adanya kerusakan jaringan putih. Kerusakan ini berkaitan dengan cedera pada pembuluh darah kecil di otak. 

Peneliti juga menemukan bahwa makin parah kerusakan jaringan putih, makin menyusut volume hippocampus dan menipisnya bagian entorhinal cortex—dua bagian otak yang punya peran penting dalam kemampuan mengingat. 

Saat peserta dites kemampuan memorinya sebelum dan sesudah tidur, hasilnya memperlihatkan bahwa penurunan fungsi memori berhubungan langsung dengan penipisan entorhinal cortex.

Dr. Mander menambahkan, “Kalau dilihat dari hasil ini, kita bisa paham bagaimana sleep apnea bisa ikut andil dalam penurunan daya ingat seiring bertambahnya usia dan bahkan mungkin berkaitan dengan Alzheimer.”

Meski hasilnya cukup mencengangkan, perlu dicatat bahwa sebagian besar peserta penelitian ini berasal dari kelompok etnis kulit putih dan Asia, jadi belum tentu hasilnya berlaku untuk semua populasi. 

Studi ini sendiri didukung oleh National Institute on Aging dan American Academy of Sleep Medicine Foundation.

Kalau kamu masih sering merasa kelelahan meski sudah tidur cukup, mungkin ini saatnya cek kondisi tidurmu lebih serius. Karena ternyata, tidur bukan cuma soal istirahat, tapi juga soal menjaga otak tetap sehat dan ingatan tetap tajam.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment