Udara yang Katanya Aman Ternyata Bisa Bikin Jantung Kamu Rusak Diam-Diam!

02 Juli 2025 11:42
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Peneliti dari Kanada baru saja mengungkap lewat teknologi MRI canggih bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara, khususnya partikel halus seperti PM2.5, bisa menyebabkan jaringan otot jantung mengeras. Kondisi ini disebut myocardial fibrosis, yang diam-diam bisa menjadi awal dari gagal jantung di masa depan.

Sahabat.com - Pernah merasa udara di sekitar kamu cukup bersih, lalu merasa aman-aman saja? 

Sayangnya, riset terbaru justru membuktikan hal yang mengejutkan: udara yang tampak “aman” ternyata bisa pelan-pelan merusak jantung kamu—dan kamu bisa jadi nggak sadar sama sekali. 

Yup, bahkan kalau kamu bukan perokok dan nggak punya riwayat penyakit jantung sekalipun!

Peneliti dari Kanada baru saja mengungkap lewat teknologi MRI canggih bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara, khususnya partikel halus seperti PM2.5, bisa menyebabkan jaringan otot jantung mengeras. Kondisi ini disebut myocardial fibrosis, yang diam-diam bisa menjadi awal dari gagal jantung di masa depan. 

Dan yang bikin tambah mencemaskan, partikel ini ukurannya super kecil—bahkan 30 kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia—tapi bisa masuk jauh ke paru-paru dan masuk ke aliran darah.

Penelitian ini melibatkan 694 orang, mulai dari yang sehat sampai yang sudah punya kondisi dilated cardiomyopathy (lemahnya kemampuan jantung memompa darah). Hasilnya konsisten: makin tinggi paparan PM2.5, makin besar pula tingkat kerusakan jaringan jantung. 

Bahkan pada orang-orang sehat! Dan yang paling terdampak ternyata adalah perempuan, perokok, dan mereka yang punya tekanan darah tinggi. 

Kelompok-kelompok ini tampaknya lebih rentan terhadap efek buruk polusi udara.

“Kalau kamu terpapar polusi udara, risiko kamu terkena penyakit jantung meningkat, termasuk serangan jantung,” ujar Dr. Kate Hanneman dari University of Toronto, yang memimpin penelitian ini. 

“Kami ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi di dalam jaringan jantungnya.” 

Dan jawabannya jelas: jaringan jantung jadi lebih kaku dan rusak meskipun kamu merasa sehat-sehat saja.

Yang lebih mengerikan lagi, tingkat polusi udara dalam studi ini sebenarnya masih di bawah batas aman menurut banyak pedoman kualitas udara global. Artinya, standar “aman” itu bisa jadi nggak benar-benar aman buat kesehatan jantung kamu. 

Dalam kata lain, nggak ada paparan polusi yang benar-benar bisa dibilang tidak berbahaya.

Dr. Hanneman juga menekankan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi harus mulai diperhitungkan dalam penilaian risiko penyakit jantung. Misalnya, orang yang kerja di luar ruangan di daerah dengan kualitas udara buruk, seharusnya dianggap punya risiko jantung yang lebih tinggi. 

Dan ini bukan cuma soal kesehatan pribadi, tapi juga soal keadilan lingkungan, karena nggak semua orang bisa tinggal atau bekerja di tempat dengan udara bersih.

Temuan ini juga membuka peluang baru buat dunia medis. Lewat pencitraan seperti MRI, dokter bisa mulai menilai efek lingkungan terhadap organ-organ tubuh secara lebih akurat. 

Dr. Hanneman bahkan bilang, “Sebagai ahli radiologi, kami punya peluang besar untuk membantu mengidentifikasi dan mengukur dampak lingkungan terhadap kesehatan manusia.”

Jadi, mulai sekarang, jangan cuma khawatir soal makanan, olahraga, atau stres. Udara yang kamu hirup setiap hari juga punya peran besar dalam menentukan kesehatan jantung kamu di masa depan. Pakai masker, kurangi aktivitas di luar saat polusi tinggi, dan dukung kebijakan yang memperjuangkan udara bersih. Karena jantung kamu berhak mendapatkan lebih dari sekadar ‘cukup aman’.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment