Sahabat.com - Meski banyak yang mengira sudah aman dari ancaman kanker serviks setelah melewati usia 65 tahun, kenyataannya justru sebaliknya.
Sebuah studi besar di Tiongkok mengungkap bahwa perempuan lansia ternyata masih memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks akibat infeksi HPV. Fakta ini bikin kita harus berpikir ulang soal kebijakan berhenti skrining setelah usia tertentu.
Para peneliti menelaah data skrining kanker serviks dari lebih dari 2 juta perempuan di Shenzhen antara tahun 2017 hingga 2023. Dari semua partisipan, ada sekitar 17 ribu perempuan berusia 65 tahun ke atas. Dan hasilnya bikin geleng-geleng kepala: hampir 14% dari mereka terinfeksi HPV risiko tinggi, dibandingkan hanya 8% pada kelompok usia yang lebih muda.
“Data ini menunjukkan bahwa perempuan usia 65 tahun ke atas adalah kelompok berisiko tinggi terhadap kejadian dan kematian akibat kanker serviks, dan ini perlu mendapat perhatian serius dari seluruh negara di dunia,” ujar tim peneliti.
Yang bikin miris, banyak dari perempuan usia lanjut ini belum pernah divaksin HPV dan juga tidak masuk dalam program rutin skrining di negaranya. Padahal, infeksi HPV yang dibiarkan bisa menyebabkan perubahan sel-sel di leher rahim (CIN2+) yang berpotensi menjadi kanker jika tak ditangani.
Kalau biasanya kita merasa tenang karena hasil pap smear sebelumnya normal, ternyata itu belum tentu jaminan. Perempuan lansia dalam studi ini bahkan lebih sering mengalami infeksi HPV ganda (bahkan hingga tiga jenis sekaligus!) dibanding perempuan muda. Dan makin banyak jenis HPV yang menginfeksi, makin besar pula risikonya terkena perubahan sel berbahaya.
Bayangkan saja, infeksi satu jenis HPV bisa meningkatkan risiko hingga 56 kali lipat, dua jenis jadi 66 kali, dan tiga jenis atau lebih bisa naik sampai 85 kali lipat!
Genotipe HPV yang paling sering ditemukan di kalangan lansia adalah HPV52, HPV16, HPV58, HPV56, dan HPV68. Kombinasi infeksi ganda seperti HPV52/58 dan HPV16/52 juga sangat umum ditemukan, dan itu sangat berhubungan dengan kondisi sel abnormal yang serius.
Meski kasus kanker serviks yang benar-benar terdeteksi pada lansia dalam studi ini tergolong kecil (16 kasus dari lebih dari 17 ribu), angka ini tetap mengkhawatirkan karena kelompok ini tidak secara rutin disaring dan cenderung tak terlindungi oleh vaksin.
Peneliti pun mengingatkan bahwa menurunnya sistem imun seiring usia, ditambah perubahan hormonal pascamenopause, bisa membuat tubuh perempuan lansia lebih rentan terhadap infeksi HPV dan kanker serviks.
“Sebagian besar panduan saat ini memang menyarankan untuk berhenti skrining jika seseorang sudah menjalani pemeriksaan primer yang memadai dan tidak memiliki faktor risiko tinggi, terutama bagi yang di bawah 65 tahun,” kata tim peneliti.
“Tapi bagi yang berusia di atas 65, situasinya berbeda. Banyak dari mereka belum pernah divaksin atau menjalani skrining menyeluruh.”
Jadi, jangan anggap usia jadi alasan untuk berhenti peduli kesehatan. Justru dengan makin panjangnya harapan hidup, menjaga kewaspadaan terhadap kanker serviks harus tetap jadi prioritas—termasuk bagi para perempuan lansia.
0 Komentar
Dunia Medis Gempar! Tumor Tulang Belakang Ini Diangkat Lewat Rongga Mata, Begini Kisah Nyata Karla!
Terungkap! 'Sidik Jari' Sel Misterius Pemicu Artritis Anak yang Bikin Ilmuwan Terpukau
Sering Keracunan Makanan Saat Musim Panas? Ini Alasan Mengejutkannya dan Cara Cegahnya!
Obat Diabetes Ini Ternyata Ampuh Banget Kurangi Migrain, Hasilnya Bikin Tak Percaya!
Lho Kok Bisa? Risiko Kanker Payudara Ternyata Berbeda di Usia Senja, Ini Fakta Mengejutkannya!
Rahasia Kenapa Kamu Tiba-Tiba Pengen Minum Terus Terungkap! Ternyata Siklus Ini Biang Keladinya!
Leave a comment