Bukan Sihir, Tapi Ilmuwan Temukan Cara Mematikan Sel Jahat Pemicu Diabetes dan Autoimun!

01 Juli 2025 17:31
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para ilmuwan dari NYU Langone Health dan mitra riset di China baru saja mengembangkan protein buatan yang bisa melakukan hal itu – dan hasilnya sukses banget di uji coba pada tikus!

Sahabat.com - Bayangkan kalau tubuh kamu bisa ‘menyuruh diam’ sel-sel imunitas nakal yang selama ini bikin penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1, hepatitis, atau multiple sclerosis makin parah. 

Nah, kabar gembiranya, para ilmuwan dari NYU Langone Health dan mitra riset di China baru saja mengembangkan protein buatan yang bisa melakukan hal itu – dan hasilnya sukses banget di uji coba pada tikus!

Dalam kondisi autoimun, sel T (bagian dari sistem kekebalan tubuh kita) jadi semacam “khilaf”—mereka malah menyerang jaringan tubuh sendiri, padahal seharusnya membasmi virus atau bakteri. 

Masalahnya, selama ini sulit banget bikin pengobatan yang bisa menenangkan sel T tanpa bikin seluruh sistem imun jadi lemah dan bikin tubuh rentan kena infeksi atau kanker. Tapi sekarang, pendekatan baru ini punya cara yang lebih “halus” dan spesifik.

Teknologi ini memakai antibodi yang dirancang untuk ‘memaksa’ dua bagian penting di permukaan sel T—yaitu reseptor TCR dan checkpoint bernama LAG-3—menempel dekat satu sama lain. 

Efeknya? Sel T yang bikin rusuh jadi tenang tanpa mematikan kekebalan tubuh secara keseluruhan. Penelitian ini dipublikasikan pada 30 Juni di jurnal Cell.

“Temuan kami mengungkap mekanisme rumit yang memungkinkan pendekatan pengobatan yang sangat hati-hati untuk penyakit autoimun yang dipicu sel T, yang selama ini belum punya imunoterapi efektif,” kata Jun Wang, PhD, peneliti utama sekaligus profesor patologi di NYU Grossman School of Medicine.

Peneliti menemukan bahwa ketika reseptor TCR dan LAG-3 berada sangat dekat, LAG-3 bisa “menarik” bagian TCR yang disebut CD3ε. Tarikan ini cukup untuk mengganggu kerja enzim Lck—enzim yang sangat penting dalam mengaktifkan sel T. Jadi, proses ini seperti mematikan saklar listrik sebelum sel T keburu bikin kerusakan.

Jasper Du, mahasiswa kedokteran yang ikut menulis studi ini, bilang, “Kami menemukan bahwa ketika permukaan sel T mendekat ke molekul MHC-II yang mempresentasikan pemicu TCR-nya, reseptor TCR jadi sangat dekat ke LAG-3. Untuk pertama kalinya, kita tahu kalau kedekatan ini sangat penting buat kemampuan LAG-3 menurunkan aktivitas sel T.”

Tim peneliti kemudian merancang antibodi spesial bernama LAG-3/TCR Bispecific T cell Silencer (atau singkatnya BiTS), yang bisa menjaga kedekatan antara dua protein itu lebih efektif dari MHC-II alami. Hasilnya luar biasa: tikus dengan gejala mirip diabetes tipe 1 yang diberi BiTS menunjukkan kerusakan jaringan pankreas yang jauh lebih ringan. 

Pada model penyakit hepatitis, BiTS juga menekan kerusakan hati. Bahkan pada model multiple sclerosis, BiTS berhasil menunda munculnya gejala dan mengurangi tingkat keparahan penyakitnya.

Jia You, ilmuwan riset di laboratorium Dr. Wang, mengatakan bahwa studi ini membuka jalan bagi desain terapi imun berbasis kedekatan molekul di masa depan. 

“Penelitian kami memperdalam pemahaman soal biologi LAG-3 dan bisa mendorong desain terapi baru yang lebih terarah,” katanya.

Sebagai informasi tambahan, NYU Langone Health bersama beberapa mitra dari China juga sedang mengurus hak paten atas teknologi ini dan bahkan sudah memulai langkah komersialisasi lewat startup bernama Remunix Inc. 

Jadi, bukan nggak mungkin, di masa depan pengobatan autoimun bakal jauh lebih personal, efektif, dan minim efek samping—berkat penemuan ini.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment