Sahabat.com - Kabar baik buat kamu yang sering terganggu alergi seperti terhadap kecoa, debu, serbuk sari, atau bahkan kacang.
Suntikan imunoterapi alergi ternyata tetap bekerja efektif, tak peduli seberapa parah alerginya atau seberapa besar dosisnya.
Temuan ini datang dari studi terbaru para ilmuwan di La Jolla Institute for Immunology (LJI), yang meneliti bagaimana imunoterapi alergi bekerja langsung pada sel-sel kekebalan tubuh yang menyebabkan reaksi alergi.
Biasanya, suntikan alergi diberikan dalam jumlah kecil yang mengandung alergen—zat pemicu alergi. Fungsinya untuk "melatih" sistem imun agar terbiasa dan tidak lagi bereaksi berlebihan saat alergen itu masuk ke tubuh. Tapi selama ini ilmuwan belum sepenuhnya tahu: apakah dosis memengaruhi hasil terapi?
Dan sel kekebalan mana yang paling penting untuk ditarget?
Untuk menjawab itu, peneliti senior Alessandro Sette bersama timnya melakukan studi terhadap anak-anak berusia 8–17 tahun yang punya alergi kecoa, salah satu alergi yang sangat umum terutama di wilayah perkotaan dengan kondisi kebersihan rendah.
Di banyak tempat, sekitar 89% rumah mengandung alergen kecoa. Anak-anak sangat rentan terhadap alergi ini, bahkan bisa memicu serangan asma yang berbahaya.
Dalam studi tersebut, anak-anak diberikan suntikan imunoterapi yang mengandung ekstrak kecoa, yakni protein dari tubuh dan kotoran kecoa yang telah diproses agar aman. Ternyata, hasilnya mengejutkan—dosis tinggi maupun rendah tak memberikan perbedaan dalam respon sel T (sel imun yang berperan besar dalam reaksi alergi).
“Sedikit saja sudah cukup. Ini kabar baik karena kamu tetap mendapat efek imunologi yang konsisten dari ekstrak yang berbeda,” jelas Sette.
Penelitian ini juga berhasil menemukan bahwa jenis sel T yang paling penting untuk ditarget adalah sel Th2. Sel ini punya peran besar dalam memicu gejala asma dan reaksi alergi. Jika Th2 bisa "dijinakkan", maka gejala alergi bisa dikurangi drastis.
“Itulah kenapa imunoterapi ini bisa sangat efektif,” kata Sette lagi.
Lebih lanjut, para peneliti juga membandingkan anak yang sangat alergi dengan yang hanya sedikit alergi terhadap kecoa. Hasilnya tetap sama: imunoterapi bekerja di kedua kelompok tanpa melihat seberapa kuat alerginya.
"Mungkin selama ini kita mengira hanya mereka yang sangat alergi yang bisa mendapat manfaat. Tapi nyatanya, imunoterapi ini membantu semua," tambah Sette.
Ia menggambarkannya seperti mencoba menghentikan kereta yang sedang melaju cepat—sekalipun sulit, tetap bisa dilakukan.
Peneliti juga berencana untuk mengembangkan terapi yang lebih canggih, tak lagi berbasis ekstrak kasar dari alergen, tapi dibuat berdasarkan struktur molekul yang spesifik.
Menurut Dr. Ricardo Da Silva Antunes, ilmuwan senior LJI dan penulis utama studi ini, “Riset ini bisa membuka jalan bagi pengembangan imunoterapi alergi yang jauh lebih presisi dan personal.”
Dengan kata lain, kamu yang selama ini merasa alergi ringan atau berat tak perlu khawatir soal efektivitas suntikan alergi. Cukup pastikan kamu mendapat terapi yang mengandung protein alergen yang tepat, karena menurut penelitian ini, besar kecilnya dosis bukan penentu utama keberhasilan.
0 Komentar
Justin Timberlake Ungkap Derita Lyme Disease yang Bikin Tubuh Lemas dan Nyeri Saraf
Mengapa Testis Pria Terlihat Lebih 'Turun' Saat Cuaca Panas? Ini Penjelasan Medisnya
Teknologi Pelacak Mata Ini Bisa Ungkap Gangguan Penglihatan Akibat Gegar Otak pada Anak
Ketika Otak Mengira Tubuh Sakit, Sistem Imun Langsung Bereaksi
Setiap Hari Kita Menghirup Puluhan Ribu Partikel Mikroplastik, Ini Dampaknya bagi Kesehatan
Alergi Kecoa Bisa Diatasi Tanpa Takut Dosis, Ini Kata Ahli
Rahasia Spirulina, Si Ganggang Ajaib yang Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Secara Alami
Leave a comment