Mengejutkan! Makanan Ultra-Proses Ternyata Bisa Ubah Struktur Otak dan Picu Kecanduan Makan

07 November 2025 14:08
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pola konsumsi makanan ultra-proses dikaitkan dengan perubahan struktur otak yang berhubungan dengan perilaku makan berlebihan. (Foto: iStockphoto)

Sahabat.com - Penelitian berskala internasional yang melibatkan hampir 30.000 pemindaian otak menemukan fakta mengejutkan: terlalu sering mengonsumsi makanan ultra-proses (ultra-processed foods/UPFs) bisa mengubah struktur otak dan memicu kecenderungan makan berlebihan. 

Studi ini dilakukan oleh University of Helsinki bekerja sama dengan McGill University dan menunjukkan bahwa perubahan tersebut mungkin berkontribusi pada pola makan tidak sehat yang sulit dihentikan.

Makanan ultra-proses meliputi camilan kemasan, minuman bersoda, sereal manis, hingga daging olahan. Makanan jenis ini biasanya tinggi kalori, garam, dan gula tambahan, namun rendah nutrisi. Selain itu, bahan-bahan seperti pemanis buatan, pengawet, dan penguat rasa sering ditambahkan dalam jumlah besar.

Menurut Arsène Kanyamibwa, peneliti dari University of Helsinki, konsumsi makanan ultra-proses yang tinggi berhubungan dengan perbedaan nyata pada struktur otak, khususnya di area yang mengatur rasa lapar dan kepuasan. 

“Hubungan ini bisa menjelaskan mengapa orang cenderung makan berlebihan, meski tidak lapar secara fisik. Meski belum bisa dipastikan sebab-akibatnya, bahan tambahan seperti emulsifier mungkin berperan penting,” jelasnya.

Gambar otak dalam penelitian menunjukkan area abu-abu dengan kepadatan sel rendah—yang bisa mengindikasikan penurunan fungsi otak—dan area hijau dengan kepadatan sel tinggi yang mungkin menandakan adanya peradangan otak akibat konsumsi makanan ultra-proses.

Kanyamibwa menambahkan bahwa bukti ini semakin kuat dan penting untuk membentuk kebijakan kesehatan publik. 

“Mengurangi asupan makanan ultra-proses dan memperketat regulasi industri makanan bisa menjadi langkah penting untuk kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Meski tidak semua makanan olahan berbahaya—seperti sayur beku atau susu pasteurisasi yang justru bermanfaat—para ahli menegaskan bahwa produk dengan bahan kimia buatan sebaiknya dibatasi. Hasil studi ini memperingatkan bahwa apa yang kita makan setiap hari ternyata tidak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga secara harfiah dapat mengubah otak kita.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment