Sahabat.com - Lantaran target penjualan minuman berenergi menyasar orang dewasa dan remaja, maka jika minuman tersebut diberikan kepada anak-anak sangat berisiko dan berbahaya bagi kesehatannya.
Minuman berenergi sendiri memang memiliki kandungan kafeiin yang sangat tinggi, karena diproduksi untuk menghilangkan rasa kantuk dan membuat tubuh lebih segar.
Berdasarkan pusat keracunan di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 40 persen kasus keracunan dalam 3 tahun melibatkan anak-anak di bawah usia 6 tahun yang disebabkan oleh keracunan minuman berenergi.
Anak-anak yang mengonsumsi minuman berenergi berisiko keracuran. Adapun gejala keracunan berupa kejang dan gangguan jantung, tentu sangat berbahaya.
American Academy of Pediatrics menganjurkan agar anak-anak tidak boleh diberikan minuman berenergi.
Kandungan kafein dalam minuman berenergi lebih dari 400 mg. Itu sangat jauh dengan kafein dalam segelas kopi yang hanya mengandung 100-150 mg kafein. Kadar kafein lebih dari 400 mg per hari pada orang dewasa dan lebih dari 100 mg per hari pada remaja bisa mengakibatkan keracuran.
Sedangkan untuk anak di bawah 12 tahun, kadar kafein yang disarankan hanya 2,5 mg per kg 10 kg berat badan anak-anak. Sehingga sangat penting bagi para orangtua untuk mengawasi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka.
Untuk produsen minuman berenergi juga disarankan untuk membuat peringatan pada kemasannya agar tidak dikonsumsi untuk anak di bawah usia 12 tahun.
0 Komentar
Kaki Sering Dingin dan Berat? Waspada, Bisa Jadi Tanda Masalah Serius di Pembuluh Darah!
Terungkap! ADHD Bisa Picu Gangguan Cemas Serius pada Anak Perempuan, Waspadai Gejalanya Sejak Dini!
Hati-Hati, Mobil SUV Bisa Jadi Pembunuh Diam-Diam di Jalanan!
Leave a comment