Sahabat.com - Ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, mengingatkan tentang risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan plastik sebagai pembungkus lontong dan ketupat.
Menurut dr. Tan, proses pemanasan saat pengukusan dapat menyebabkan plastik melepaskan bahan kimia berbahaya yang dapat masuk ke dalam makanan dan tubuh.
Zat-zat tersebut, terutama yang terdapat pada plastik jenis tertentu, dapat mengganggu keseimbangan hormonal, mempengaruhi sistem reproduksi, dan bahkan meningkatkan risiko kanker.
Secara tradisional, lontong dan ketupat dibungkus dengan bahan alami seperti daun pisang atau janur kelapa, yang lebih aman dibandingkan plastik.
Selain lebih ramah kesehatan, pembungkus alami ini memberikan aroma khas yang dapat meningkatkan selera makan, terutama saat dipadukan dengan hidangan seperti rendang atau opor ayam pada perayaan hari raya.
Untuk memastikan lontong dan ketupat tetap aman dikonsumsi, dr. Tan menyarankan agar makanan ini disimpan di kulkas dan dikukus ulang sebelum disantap.
Ia juga mengingatkan agar porsi lontong atau ketupat yang dimakan tidak berlebihan, dengan takaran sekitar 150 gram per porsi, setara dengan satu ketupat atau lontong.
Dengan pemahaman yang tepat tentang bahan pembungkus dan cara penyimpanan yang benar, masyarakat dapat menikmati lontong dan ketupat lebih sehat tanpa mengurangi cita rasa khas yang menjadi tradisi.
0 Komentar
Temuan Baru: Bermain Catur Bisa Lindungi Otak dari Demensia
Penelitian Harvard Ungkap: Tiga Gelas Alkohol Sehari Bisa Buat Otak Menua 11 Tahun Lebih Cepat
Terobosan Hebat! Ilmuwan Berhasil Ubah Sel Lambung Jadi Penghasil Insulin untuk Atasi Diabetes
Mengejutkan! Makanan Ultra-Proses Ternyata Bisa Ubah Struktur Otak dan Picu Kecanduan Makan
Jangan Sampai Begadang! Inilah Waktu Tidur yang Bisa Cegah Insomnia dan Menjaga Kualitas Tidur
Leave a comment