Sahabat.com - Selama ini banyak orang mengira makanan manis, camilan instan, atau fast food bisa langsung meningkatkan suasana hati. Namun riset terbaru justru menunjukkan hal sebaliknya. Sejumlah penelitian menemukan bahwa pola makan tinggi makanan ultra-proses dan karbohidrat olahan berisiko meningkatkan depresi, sementara makanan alami justru berperan besar dalam menjaga mood tetap stabil.
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti mulai menyoroti hubungan erat antara apa yang kita makan dengan kondisi mental. Bidang ini dikenal sebagai nutritional psychiatry, cabang ilmu yang mempelajari bagaimana pola makan memengaruhi kesehatan mental. Ahli gizi terdaftar Kristin Kirkpatrick menyebut, “Bidang psikologi nutrisi berkembang pesat karena banyak data berkualitas tinggi yang mengaitkan makanan dengan kesehatan mental, baik memperbaiki maupun memperburuk kondisi seseorang.”
Penelitian menunjukkan konsumsi berlebihan gula, pemanis buatan, dan makanan ultra-proses dapat memicu peradangan, mengganggu mikrobioma usus, serta meningkatkan risiko depresi dalam jangka panjang. Studi yang diterbitkan Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics juga menemukan bahwa orang dengan pola makan tinggi makanan olahan memiliki risiko depresi lebih tinggi dibanding mereka yang mengonsumsi makanan utuh dan minim proses.
Sebaliknya, pola makan ala Mediterania berbasis nabati justru dikaitkan dengan skor depresi yang lebih rendah. “Diet ini kaya omega-3, sayuran berwarna, minyak zaitun, sayuran hijau, dan protein tanpa lemak,” kata Kirkpatrick. Ia menambahkan, vitamin D dan minyak ikan juga terbukti membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan.
Faktor kunci lain yang sering luput adalah kesehatan usus. Ilmu modern membuktikan bahwa usus dan otak saling berkomunikasi. Serat fermentasi dari gandum utuh membantu bakteri baik di usus berkembang, yang pada akhirnya memengaruhi emosi. Ahli gizi Michelle Routhenstein mengatakan, “Ikan berlemak seperti salmon mengandung omega-3 EPA dan DHA yang membantu komunikasi antar sel otak dan melindungi dari peradangan yang berkaitan dengan depresi.”
Selain ikan, makanan fermentasi seperti yogurt, kacang dan biji-bijian, serta makanan kaya polifenol seperti dark chocolate dan buah beri juga berpotensi mendukung suasana hati. Kuncinya bukan sekadar makan enak, tapi makan dengan sadar. Mengurangi gula, alkohol, dan makanan olahan, serta menjaga tidur, olahraga, dan stres, bisa membuat tubuh dan pikiran terasa jauh lebih seimbang.
0 Komentar
Brokoli vs Kembang Kol: Mana yang Lebih Sehat dan Bikin Langsing? Jawabannya Bikin Kaget
Makan Keju Berlemak Bisa Jaga Otak? Studi Ini Bikin Penasaran
Sereal Anti-Inflamasi Ini Disebut Paling Sehat, Ahli Gizi Sarankan Rutin Dimakan Pagi Hari
Terlalu Banyak Duduk? Ilmuwan Temukan Cara Lezat untuk Lindungi Jantung Tanpa Harus Olahraga
Leave a comment