Sahabat.com - Mengalami serangan jantung sekali saja sudah meninggalkan trauma, tapi para ahli meyakinkan bahwa serangan kedua sebenarnya sangat bisa dicegah jika kita mau mengambil langkah yang tepat. Studi American Heart Association menunjukkan hampir 50 persen penyintas serangan jantung mengalami gangguan mental seperti PTSD dan depresi, dan kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan berikutnya. Namun kabar baiknya, perubahan kecil dalam keseharian dapat memberi dampak besar.
Dokter Riyaz Patel, konsultan kardiologi dari University College London, menegaskan bahwa minum obat secara teratur adalah fondasinya.
“Aspirin dan statin itu seumur hidup. Banyak yang berhenti setelah setahun karena merasa sudah normal, itu kesalahan besar,” ujarnya. Menurutnya, obat-obatan ini bisa menurunkan risiko setidaknya 40 persen.
Program rehabilitasi jantung juga sangat penting karena membantu tubuh kembali aktif secara bertahap. Dari latihan ringan seperti berjalan hingga bersepeda statis, program yang dijalankan rutin lebih dari tiga tahun terbukti mengurangi risiko kematian hingga 26 persen. Patel menambahkan bahwa olahraga kini justru menjadi bagian penting pemulihan.
“Bahkan yang punya bekas kerusakan jantung tetap bisa berolahraga sesuai kondisi,” jelasnya.
Berhenti merokok adalah langkah besar lain. Sindy Jodar, perawat senior dari British Heart Foundation, mengatakan, “Jika Anda sudah pernah kena serangan jantung, berhenti merokok itu wajib. Zat kimia rokok membuat pembuluh darah menyempit dan sangat mudah tersumbat.”
Pola makan ala Mediterania—banyak buah, sayur, kacang-kacangan, ikan, minyak zaitun, dan minim makanan olahan—juga membantu menurunkan peradangan dan stres oksidatif yang memicu plak baru. Senior dietitian Dell Stanford mengingatkan, “Kurangi garam, alkohol, dan lemak jenuh, fokus ke makanan utuh.”
Vaksinasi juga tak boleh dilupakan. Infeksi seperti flu, Covid, hingga shingles dapat memicu peradangan yang meningkatkan risiko serangan jantung. Patel menekankan bahwa vaksin flu, Covid tahunan, dan vaksin shingles dapat memangkas risiko 20–30 persen.
Pada akhirnya, pola pikir juga menentukan. Patel mengatakan, “Ini permainan 80:20. Dua puluh persen dari kami sebagai dokter, tapi 80 persen ada pada pasien: olahraga, pola makan, berhenti merokok. Perubahan kecil itu sangat menentukan.”
0 Komentar
Dengerin Musik Tiap Hari Bisa Turunkan Risiko Demensia Hampir 40 Persen, Ini Faktanya
Tes DNA Baru Ini Diklaim Bisa Prediksi Gangguan Irama Jantung Sebelum Gejalanya Muncul
Terobosan Baru, Stroke Tak Lagi Membuat Buta Sebelah Mata!
Terobosan Baru: Molekul Kecil yang Berpotensi Hentikan Kerusakan Diabetes dari Akar Masalah
Terungkap! Sel Kekebalan Langka Ini Diduga Bisa Perlambat Penuaan dan Buat Tubuh Lebih “Awet Muda”
Terungkap! Jumlah Protein yang Sebenarnya Dibutuhkan Anak, Orang Tua Sering Salah Kaprah
Buah Manis yang Diam-Diam Jadi Senjata Anti-Inflamasi
Leave a comment