Diet Panjang Umur yang Lagi Viral, Benarkah Bisa Bikin Hidup Lebih Lama?

19 November 2025 14:07
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Seorang wanita menikmati semangkuk buah segar di dapur sebagai bagian dari pola makan sehat.

Sahabat.com - Percakapan soal umur panjang makin ramai, dan tren longevity diet kembali mencuri perhatian karena dianggap sebagai pola makan yang bisa membantu tubuh tetap sehat seiring bertambahnya usia. Diet ini diperkenalkan oleh Valter Longo, PhD, yang mengatakan bahwa prinsipnya merupakan rangkuman lebih dari 30 tahun penelitian. 

“Kami melihat diet ini mampu menurunkan usia biologis hingga dua setengah tahun dalam dua uji klinis berbeda,” ujar Longo.

Pola makan ini fokus pada sayuran, buah, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, minyak zaitun, serta ikan rendah merkuri dua hingga tiga kali seminggu. Daging merah dan putih dibatasi, begitu pula produk susu, lemak jenuh, gorengan, dan makanan ultra-proses. 

Menurut ahli gizi Maddie Pasquarello, RD, pola makan berbasis tanaman membuat tubuh mendapat lebih banyak serat yang baik untuk pencernaan dan membuat kita kenyang lebih lama. 

Ia menegaskan, “Dengan pola makan ini, biasanya orang otomatis mengurangi lemak jenuh dan mendapatkan lebih banyak makanan padat nutrisi.”

Beberapa penelitian juga mengaitkan pola makan kaya buah, sayur, kacang, dan ikan dengan kesehatan jantung yang lebih baik. Kandungan omega-3 yang direkomendasikan diet ini turut berhubungan dengan tekanan darah lebih stabil. Selain itu, diet ini dinilai membantu menekan risiko diabetes karena rendah gula dan membantu mengurangi lemak perut.

Bagi yang ingin menurunkan berat badan, fasting mimicking diet (FMD) selama lima hari, beberapa kali dalam setahun, sering dianggap sebagai “tombol reset” yang membantu tubuh beralih ke mode pembakaran lemak. Namun, pola ini tetap perlu pengawasan, terutama jika punya kondisi medis tertentu.

Walau menjanjikan, diet ini cukup ketat bagi sebagian orang dan berpotensi membuat asupan protein kurang. Karena itu, penyesuaian tetap penting, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga atau berusia di atas 65 tahun.

Pada akhirnya, pola makan yang kaya sayur, rendah lemak jenuh, minim gula, dan dibarengi olahraga teratur memang tidak pernah salah. Diet ini bukan jaminan hidup lebih lama, tetapi bisa jadi langkah awal menuju tubuh yang lebih sehat.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment