Hati-Hati! Anak Meninggal Setelah Berenang Akibat Amuba Pemakan Otak

30 Juli 2025 15:18
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Amuba ini masuk ke tubuh melalui hidung saat seseorang menyelam atau melompat ke air, terutama di air tawar yang hangat seperti danau, sungai, bahkan mata air panas.

Sahabat.com - Sahabat, musim panas biasanya identik dengan bermain air, tetapi sebuah tragedi di South Carolina, Amerika Serikat, kembali mengingatkan kita bahwa berenang di danau bisa membawa bahaya yang tak terduga. 

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, Jaysen Carr, meninggal dunia hanya dua minggu setelah berenang di Danau Murray karena terinfeksi amuba pemakan otak, atau secara ilmiah dikenal sebagai Naegleria fowleri.

Amuba ini masuk ke tubuh melalui hidung saat seseorang menyelam atau melompat ke air, terutama di air tawar yang hangat seperti danau, sungai, bahkan mata air panas. Begitu masuk, amuba langsung menyerang otak lewat saraf penciuman dan menyebabkan infeksi mematikan yang disebut primary amebic meningoencephalitis. 

Gejalanya diawali dari sakit kepala dan mual ringan, namun saat kondisinya memburuk, hampir mustahil untuk diselamatkan. 

Dari 167 kasus di Amerika sejak tahun 1962 hingga 2024, hanya empat orang yang selamat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Yang mengejutkan, menurut ayahnya, Clarence Carr, keluarga mereka bahkan tidak tahu ada ancaman seperti itu di danau tempat mereka biasa berenang. 

“Kalau saja ada peringatan, Jaysen pasti tidak akan berenang,” katanya penuh duka. 

Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada kewajiban hukum di negara bagian South Carolina untuk melaporkan kasus infeksi atau kematian akibat amuba ini. Danau tempat Jaysen berenang pun tetap dibuka untuk umum tanpa adanya pengujian air setelah insiden itu.

Amuba pemakan otak ini memang tergolong langka, tapi sangat mematikan. Ia berkembang biak di air hangat di atas 25°C dan tidak bisa menular dari satu orang ke orang lain. 

Para peneliti masih mempelajari mengapa hanya sebagian kecil orang yang terinfeksi, sementara yang lain tampaknya memiliki antibodi atau bisa saja meninggal tanpa terdeteksi amuba ini. 

Untuk menghindarinya, sahabat disarankan untuk tidak membiarkan air masuk ke hidung saat berenang di danau atau sungai. Menggunakan penjepit hidung atau sekadar menjaga kepala tetap di atas air bisa jadi penyelamat nyawa.

Selain amuba, berenang di air tawar juga menyimpan risiko lain. Air bisa mengandung bakteri E.coli yang berbahaya jika tertelan. Menurut Mayo Clinic, strain tertentu dari bakteri ini bisa menyebabkan infeksi saluran kemih, infeksi usus, muntah, bahkan keracunan darah yang fatal. 

Tak hanya itu, ganggang biru-hijau atau cyanobacteria yang terlihat seperti busa atau cat di permukaan air juga bisa menyebabkan gejala mulai dari gatal-gatal, mual, muntah, demam, hingga kerusakan hati.

Dokter juga menyarankan sahabat untuk tidak menggunakan air keran biasa saat membilas hidung dengan neti pot, melainkan air steril atau air matang yang sudah didinginkan. Pencegahan sederhana ini bisa mencegah infeksi fatal.

Meski berenang di danau terlihat menyenangkan, kenyataannya bisa sangat berisiko jika kita tak waspada. 

“Anakku kehilangan nyawanya karena berenang. Kami mengira itu aman,” ujar Clarence Carr. 

Sebuah kalimat yang seharusnya bisa menjadi peringatan bagi kita semua.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment