Hati-Hati Diet Ketat Bisa Bikin Kamu Makin Galau, Ini Kata Ahli!

19 Juni 2025 21:01
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Dalam sebuah studi baru yang dirilis di jurnal BMJ Nutrition, Prevention and Health tanggal 2 Juni 2025, ditemukan bahwa orang yang menjalani diet ketat cenderung mengalami gejala depresi lebih tinggi dibanding mereka yang tidak diet sama sekali atau menjalani pola makan lain.

Sahabat.com - Diet rendah kalori memang sering dianggap sebagai solusi cepat untuk tubuh ideal. Tapi, ternyata dampaknya ke kesehatan mental bisa cukup bikin kaget, lho. 

Dalam sebuah studi baru yang dirilis di jurnal BMJ Nutrition, Prevention and Health tanggal 2 Juni 2025, ditemukan bahwa orang yang menjalani diet ketat cenderung mengalami gejala depresi lebih tinggi dibanding mereka yang tidak diet sama sekali atau menjalani pola makan lain.

Penelitian ini melibatkan hampir 30.000 orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka diminta menjawab pertanyaan dari survei nasional dan tes gejala depresi. Hasilnya? 

Sekitar 8% dari responden menjalani diet rendah kalori, dan kelompok ini tercatat lebih sering melaporkan perasaan murung, cemas, bahkan stres fisik. 

Dr. Venkat Bhat, salah satu peneliti dan psikiater di St. Michael’s Hospital di Toronto, menjelaskan bahwa "diet yang terlalu ketat dan kurang gizi bisa berpengaruh langsung ke suasana hati dan keseimbangan emosional."

Hal menarik lainnya adalah, dampak ini paling terasa pada laki-laki dan mereka yang kelebihan berat badan—tapi belum sampai kategori obesitas. Ternyata, kebutuhan nutrisi pria memang lebih tinggi. Ketika tubuh kekurangan vitamin penting seperti B-kompleks dan omega-3, suasana hati bisa langsung drop. 

Dr. Marta Mudd dari Northwestern University menambahkan, “Diet memang bisa memperbaiki mood di laboratorium, tapi di dunia nyata justru bisa memperburuk gejala depresi kalau tidak dijalani dengan bimbingan.”

Yang bikin lebih rumit, studi ini memang bersifat observasional. Jadi, belum bisa membuktikan bahwa diet rendah kalori pasti menyebabkan depresi. Namun, kaitannya sudah cukup kuat untuk jadi bahan renungan, apalagi banyak orang yang menjalani diet secara mandiri tanpa pemantauan ahli.

Dr. Maryam Makowski dari Stanford University menjelaskan bahwa otak dan suasana hati kita sangat sensitif terhadap kekurangan nutrisi. Bahkan sebelum tubuh menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi secara fisik, mental kita mungkin sudah lebih dulu terganggu. 

“Kinerja otak dan mood bisa drop duluan sebelum tubuh menunjukkan gejala lainnya,” kata Makowski.

Nah, supaya nggak salah langkah, para ahli menyarankan agar kamu lebih bijak saat berdiet. Pilih pola makan seimbang, tetap penuhi kebutuhan nutrisi harian, dan jangan lupa untuk memantau kondisi mental. Kalau perlu, konsultasikan dengan ahli gizi atau tenaga profesional yang juga paham soal kesehatan mental. 

“Pasien perlu bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan unik mereka,” tambah Makowski.

Intinya, menurunkan berat badan itu bukan sekadar soal angka di timbangan, tapi juga tentang menjaga pikiran tetap sehat dan semangat tetap terjaga.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment