Jangan Asal Skip Makan! Ini Dampak Mengejutkan ke Tubuh dan Pikiran Kamu

15 Juli 2025 15:19
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Saat kamu melewatkan satu waktu makan, tubuh langsung menyesuaikan diri. Kadar gula darah dan insulin bakal turun drastis. Dalam kondisi ini, tubuh akan memproduksi hormon glukagon buat menjaga kadar gula tetap stabil. Glukagon bakal kasih sinyal ke hati untuk memecah cadangan glikogen jadi glukosa.

Sahabat.com - Melewatkan makan—entah itu karena niat diet, coba-coba intermittent fasting, atau karena sibuk luar biasa—ternyata bisa membawa banyak efek ke tubuh dan pikiran kita. 

Banyak orang yang berpikir kalau skip makan itu cara cepat buat nurunin berat badan. Tapi faktanya, reaksi tubuh jauh lebih kompleks dari sekadar perut kosong.

Saat kamu melewatkan satu waktu makan, tubuh langsung menyesuaikan diri. Kadar gula darah dan insulin bakal turun drastis. Dalam kondisi ini, tubuh akan memproduksi hormon glukagon buat menjaga kadar gula tetap stabil. Glukagon bakal kasih sinyal ke hati untuk memecah cadangan glikogen jadi glukosa. 

Tapi kalau cadangan ini habis, tubuh mulai membakar lemak sebagai sumber energi utama. Proses ini juga bikin kadar keton naik, yang akhirnya jadi bahan bakar alternatif buat otak.

Bukan cuma itu, hormon-hormon juga berubah drastis. Leptin (yang ngatur rasa kenyang) bakal turun, sementara ghrelin (hormon lapar) justru meningkat. Efek lainnya? Kadar kortisol (hormon stres) melonjak. Jadi jangan heran kalau pas kelaparan kamu jadi gampang marah, gelisah, atau nggak fokus.

“Kalau kamu melewatkan makan, bisa aja fokus kamu menurun, ingatan jangka pendek terganggu, dan pengambilan keputusan jadi lambat,” kata para peneliti yang mengamati dampak puasa dan pola makan acak pada perilaku. 

Bahkan, hewan uji yang diberi pola makan tinggi gula dan lemak bergantian juga menunjukkan perilaku agresif seperti menggigit dan lebih reaktif setelah beberapa minggu.

Menariknya, walaupun efek mental ini bisa cepat hilang begitu makan lagi, tapi tubuh punya kecenderungan ‘balas dendam’. Artinya, kamu mungkin akan makan lebih banyak dari biasanya setelah skip makan, apalagi kalau makanan yang tersedia itu tinggi kalori. Inilah yang bikin pola makan jadi berantakan, dan justru meningkatkan risiko makan berlebihan dalam jangka panjang.

Secara metabolik, beberapa studi menunjukkan bahwa orang yang makan hanya satu atau dua kali sehari justru punya indeks massa tubuh (BMI) lebih rendah. Tapi hati-hati, makan cuma sekali tapi malam hari malah bisa bikin berat badan naik dan sinyal lapar makin kuat. Sensitivitas insulin juga paling bagus di pagi hari, jadi kalau makan besar di malam hari, justru bikin kontrol gula darah terganggu.

Ada juga yang membandingkan antara skip makan sembarangan dan intermittent fasting yang lebih terstruktur. Dalam metode seperti Time-Restricted Eating (TRE) atau Alternate-Day Fasting (ADF), waktu makan diatur ketat—misalnya hanya makan dalam jendela waktu 8 jam sehari. 

Hasilnya, berat badan dan massa lemak bisa turun hingga 14% hanya dalam beberapa minggu. Tapi manfaat ini sebenarnya hampir sama dengan diet rendah kalori biasa. Bedanya, IF lebih terorganisir dibanding skip makan yang asal-asalan.

Tiap orang juga punya respons yang beda-beda. Anak-anak dan lansia cenderung makan lebih pagi, sedangkan remaja lebih suka makan malam. Pola ini kalau terganggu bisa bikin jam biologis tubuh kacau, yang berujung ke masalah metabolik. 

Penelitian juga menemukan bahwa remaja dari keluarga berpenghasilan rendah lebih sering ngemil dan lebih gampang mengalami kenaikan berat badan. Jadi, aspek sosial dan ekonomi pun turut berperan dalam efek skip makan.

Sebuah studi di Korea menemukan bahwa orang yang sarapan teratur lebih banyak mengonsumsi serat, kalsium, dan kalium. Sebaliknya, yang sering skip sarapan justru mengalami penurunan energi dan kadar trigliserida. Dan ini belum termasuk risiko kekurangan vitamin dan mineral penting seperti kalsium, vitamin C, dan folat, yang bisa muncul kalau kamu sering melewatkan makan.

Jadi, skip makan itu bukan sekadar urusan ‘perut lapar sebentar’. Efeknya bisa memengaruhi hormon, suasana hati, metabolisme, sampai cara kamu makan di kemudian hari. 

Kalau kamu sedang mempertimbangkan skip makan demi kesehatan atau diet, lebih baik pahami dulu pola dan efeknya ke tubuh. Jangan sampai niat sehat malah berujung masalah baru.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment