Kucing Ini Tak Cuma Menggemaskan, Tapi Juga Bantu Ilmuwan Temukan Virus Baru

15 Juli 2025 14:17
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Pepper punya kebiasaan khas kucing: suka memberikan hadiah berupa hewan mati ke pemiliknya. Kedengarannya agak seram, tapi bagi sang pemilik, John Lednicky—seorang ahli virologi dari University of Florida—ini justru jadi peluang emas.

Sahabat.com - Artikel ini mungkin akan membuat kamu melihat kucing dengan cara yang berbeda. Di Florida, seekor kucing rumahan bernama Pepper tidak hanya lucu dan penuh kejutan, tapi ternyata juga menjadi "asisten lab" tak resmi yang sukses membantu ilmuwan menemukan dua virus baru! Ya, dua kali!

Pepper punya kebiasaan khas kucing: suka memberikan hadiah berupa hewan mati ke pemiliknya. Kedengarannya agak seram, tapi bagi sang pemilik, John Lednicky—seorang ahli virologi dari University of Florida—ini justru jadi peluang emas. 

“Ini adalah studi yang oportunistik,” ujar Lednicky. 

“Kalau kamu menemukan hewan mati, kenapa tidak diuji saja daripada langsung dikubur? Banyak informasi yang bisa kita gali dari situ.”

Dan ternyata benar. Salah satu ‘hadiah’ Pepper berupa celurut ekor pendek dari Everglades, mengandung virus orthoreovirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. 

Walau masih sedikit informasi tentang virus ini, beberapa jenis orthoreovirus mamalia sebelumnya pernah dikaitkan dengan flu perut dan meningitis pada anak-anak.

Menurut virolog Emily DeRuyter, dulunya orthoreovirus dianggap sebagai ‘virus yatim’ karena ditemukan di berbagai mamalia termasuk manusia tapi tidak dikaitkan dengan penyakit. 

“Belakangan ini, orthoreovirus mulai terlibat dalam gangguan pernapasan, sistem saraf pusat, dan saluran pencernaan,” jelasnya. 

Meski begitu, Emily menambahkan bahwa virus yang baru ditemukan ini belum perlu dikhawatirkan secara berlebihan karena masih banyak yang belum kita tahu. 

“Kami tahu ada banyak virus tak dikenal di sekitar kita dan saya merasa seperti detektif yang melacak mereka,” katanya sambil tersenyum.

Hasil temuan yang dibantu Pepper ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Microbiology Resource Announcements. Tapi, ini bukan kali pertama Pepper mencetak sejarah ilmiah. Tahun lalu, kucing ini juga "menyumbang" seekor tikus yang membawa virus jeilong yang belum pernah ditemukan di Amerika Serikat sebelumnya. Virus ini, yang dinamai Gainesville rodent jeilongvirus 1, mampu menginfeksi sel primata dan mamalia lain—sesuatu yang tentu jadi perhatian serius. 

“Ini menunjukkan bahwa virus tersebut punya sifat generalis dan berpotensi menular antar spesies,” tulis tim peneliti dalam makalah tahun 2024 mereka.

Tim ilmuwan juga menekankan pentingnya deteksi dini terhadap virus-virus endemik yang ada di Florida Tengah dan Utara sebagai bagian dari strategi pemantauan wabah. 

Tapi, di balik semua pencapaian itu, ada hal lain yang juga perlu dipikirkan: kucing yang dibiarkan berkeliaran bebas di luar rumah bisa membunuh puluhan hewan setiap tahun, yang artinya ada lebih banyak kesempatan bagi penyakit untuk berpindah antar spesies. Bahkan baru-baru ini, kucing disebut bisa menjadi penyebar flu burung ke pemiliknya.

Tentu saja, Pepper sendiri tidak tahu apa-apa tentang semua ini. Dia hanya menjalani hidup sebagai kucing dengan penuh gaya—dan sedikit kontribusi besar ke dunia ilmu pengetahuan.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment