Jangan Cuma Jaga Pola Makan, Berat Badan Ternyata Lebih Ngaruh ke Risiko Diabetes!

19 Juni 2025 12:48
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Studi ini menemukan bahwa orang dengan skor gaya hidup sehat paling tinggi (4 poin) punya risiko diabetes 16% lebih rendah dibanding mereka yang punya skor paling rendah (0-1 poin). Tapi begitu dilihat dari berat badan, orang yang obesitas (BMI di atas 30) malah punya risiko lebih dari tiga kali lipat untuk kena diabetes dibanding mereka yang berat badannya normal.

Sahabat.com - 

Setiap orang pasti pernah dengar saran untuk hidup sehat: olahraga teratur, jangan merokok, makan sayur dan buah, dan minum alkohol secukupnya. 

Tapi pertanyaannya, dari semua gaya hidup sehat itu, mana sih yang paling penting untuk mencegah diabetes tipe 2?

Sebuah studi besar yang baru saja terbit di European Journal of Nutrition punya jawabannya—dan hasilnya mungkin bikin kamu kaget.

Peneliti memantau lebih dari 165 ribu orang dari lima kelompok etnis di Hawaii dan California selama lebih dari 17 tahun. Mereka melihat bagaimana kombinasi gaya hidup sehat—seperti aktif bergerak, tidak merokok, konsumsi alkohol dalam batas aman, dan pola makan sehat—berhubungan dengan risiko diabetes. Kombinasi ini diberi skor dari 0 sampai 4 dan disebut Lifestyle Risk Factor Index alias LSRI. Tapi ternyata, meskipun gaya hidup sehat memang bantu menurunkan risiko, berat badan alias BMI tetap jadi faktor yang paling menentukan.

Dr. Jacobs, salah satu peneliti, bilang, “Skor gaya hidup sehat tinggi memang berkaitan dengan risiko diabetes yang lebih rendah, tapi kalau BMI kamu tergolong obesitas, efeknya jauh lebih besar dibanding semua itu.”

Studi ini menemukan bahwa orang dengan skor gaya hidup sehat paling tinggi (4 poin) punya risiko diabetes 16% lebih rendah dibanding mereka yang punya skor paling rendah (0-1 poin). Tapi begitu dilihat dari berat badan, orang yang obesitas (BMI di atas 30) malah punya risiko lebih dari tiga kali lipat untuk kena diabetes dibanding mereka yang berat badannya normal. Artinya, berat badan yang sehat punya pengaruh jauh lebih besar dibanding sekadar hidup sehat tapi tetap kelebihan berat badan.

Yang menarik, ternyata kepatuhan terhadap pola makan sehat itu masih sangat rendah. Hanya 3% yang bisa menghindari makanan olahan dari tepung putih, dan hanya 6% yang bisa membatasi konsumsi daging merah segar. 

Konsumsi ikan jadi satu-satunya komponen diet yang cukup tinggi—sekitar 73% responden bisa mencapainya.
Dan soal alkohol, hasilnya agak membingungkan. Konsumsi alkohol dalam jumlah moderat justru dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes sampai 19%. Tapi, ini mungkin karena kelompok itu juga termasuk mereka yang tidak minum alkohol sama sekali, jadi interpretasinya nggak bisa dipukul rata.

Ketika ditelusuri berdasarkan etnis, gaya hidup sehat ternyata lebih efektif menurunkan risiko diabetes pada kelompok Afrika-Amerika (27% lebih rendah), Latino (18%), dan Eropa-Amerika (14%). Tapi sayangnya, efek itu nggak terlihat pada kelompok Jepang-Amerika dan Hawaii, apalagi setelah berat badan diperhitungkan. Mungkin ini karena perbedaan distribusi lemak visceral yang lebih rentan memicu diabetes di dua kelompok ini.

Kesimpulannya, gaya hidup sehat tetap penting dan terbukti menurunkan risiko diabetes tipe 2. Tapi buat bener-bener memaksimalkan perlindungan, menjaga berat badan ideal itu kuncinya. Jadi kalau kamu sudah rajin olahraga dan makan sayur tapi berat badan masih di atas ideal, mungkin sudah saatnya fokus ke situ juga. Keseimbangan adalah kunci—jangan hanya fokus ke satu aspek gaya hidup, tapi coba lihat semuanya secara menyeluruh, dan jangan remehkan angka di timbangan!

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment