Jangan Remehkan Vitamin B: Kunci Kesehatan Otak, Jantung, dan Umur Panjang

04 Agustus 2025 17:04
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Penelitian terbaru dari Tufts University membuktikan bahwa kelompok vitamin B kompleks — terdiri dari delapan nutrisi penting — memiliki dampak luas pada kesehatan, mulai dari fungsi otak, perlindungan jantung, pemulihan pascaoperasi, hingga pencegahan kanker.

Sahabat.com - Vitamin B bukan sekadar suplemen harian yang sering terlupakan. Penelitian terbaru dari Tufts University membuktikan bahwa kelompok vitamin B kompleks — terdiri dari delapan nutrisi penting — memiliki dampak luas pada kesehatan, mulai dari fungsi otak, perlindungan jantung, pemulihan pascaoperasi, hingga pencegahan kanker. 

Meski terdengar sederhana, vitamin B punya peran besar dalam menjaga metabolisme tubuh, khususnya yang disebut one carbon metabolism, yang berfungsi penting dalam sintesis DNA dan metabolisme asam amino.

Prof. Joel Mason, pakar gastroenterologi dan peneliti senior di Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging, menegaskan bahwa vitamin B bekerja saling mendukung, bukan terpisah. 

“Empat vitamin B bertindak sebagai koenzim dalam berbagai proses sel vital. Ini membuatnya sulit dipelajari secara terpisah, namun sangat penting untuk kesehatan kita,” katanya.

Salah satu dampak paling nyata dari kekurangan vitamin B12 adalah penurunan fungsi kognitif, yang sering terjadi diam-diam seiring bertambahnya usia. 

Dr. Irwin H. Rosenberg, profesor emeritus dari Tufts, menyebut bahwa hingga 40% orang di usia 75-80 tahun mengalami kesulitan menyerap B12 dari makanan, yang bisa berujung pada kerusakan saraf dan gejala mirip demensia. 
Sayangnya, banyak kasus ini tidak terdeteksi. 

“Kontribusi kekurangan B12 terhadap penurunan kognitif dan gangguan pembuluh darah otak sangat kurang didiagnosis,” ungkap Rosenberg.

Bukan hanya Alzheimer, kata Rosenberg, banyak kasus demensia justru dipicu oleh gangguan pembuluh darah otak yang terkait dengan defisiensi vitamin. Hal ini berarti, mengobati pasien dengan obat-obatan mahal tanpa menangani kekurangan B12 bisa jadi sia-sia. Untungnya, ada cara sederhana untuk mendeteksinya: tes MMA dan homosistein yang dapat mengungkap kekurangan B12 bahkan sebelum gejalanya terlihat jelas.

Paul Jacques, ilmuwan senior di HNRCA, menyarankan agar lansia atau pasien dengan gejala demensia dites kadar homosistein dan MMA secara rutin. 

“Homosistein yang tinggi bisa jadi sinyal kekurangan folat atau B12. Jika keduanya tinggi, kemungkinan besar kekurangannya adalah B12,” ujarnya.

Studi jangka panjang menggunakan data dari Framingham Heart Study kini tengah dijalankan oleh Jacques dan tim, melibatkan 2.500 orang dewasa tanpa demensia sejak tahun 1990-an. 

Penelitian ini diharapkan bisa mengungkap apakah intervensi dini dengan vitamin B12 bisa mencegah demensia sejak jauh hari sebelum gejala muncul.
Namun, bukan hanya otak yang dipengaruhi oleh vitamin B. 

Dalam dunia kesehatan jantung, vitamin B2 terbukti dapat menurunkan tekanan darah — khususnya bagi individu dengan gen tertentu bernama MTHFR 677 TT. 

Selain itu, B6, B12, dan folat membantu mengeliminasi homosistein, yang jika berlebih, dikaitkan dengan risiko serangan jantung dan stroke. 

Meski hasilnya belum signifikan untuk serangan jantung, beberapa uji klinis menunjukkan penurunan kecil dalam risiko stroke.

Vitamin B3 alias niacin juga memiliki potensi untuk menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan menaikkan kolesterol baik (HDL). Sayangnya, efek samping berupa sensasi panas ekstrem membuatnya sulit ditoleransi. 

“Ada obat lain yang lebih mudah diterima tubuh,” kata Mason.

Yang tak kalah menarik adalah peran vitamin B6 dalam mengatasi peradangan kronis, penyebab umum dari berbagai penyakit seperti jantung, diabetes, arthritis, hingga demensia. 

Penelitian awal pada hewan dan manusia menunjukkan suplemen B6 dapat menurunkan peradangan. 

“Tapi tetap harus diawasi dokter karena B6 bisa menjadi toksik jika dikonsumsi berlebihan,” tambah Mason.

Fakta-fakta ini menunjukkan pentingnya edukasi yang lebih luas tentang manfaat vitamin B dalam menjaga fungsi tubuh yang vital, bukan sekadar pencegahan kekurangan gizi biasa. 

“Vitamin memang murah, tapi dampaknya bisa menyelamatkan otak, jantung, dan kualitas hidup seseorang,” ujar Rosenberg.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment