Sahabat.com - Pernah membeli makanan hanya karena labelnya bertuliskan “kaya serat”, “rendah gula”, atau “baik untuk jantung”? Kamu tidak sendirian. Banyak orang percaya bahwa tulisan-tulisan di depan kemasan adalah jaminan makanan tersebut sehat.
Namun, penelitian terbaru justru mengungkap bahwa klaim kesehatan di depan kemasan sering kali tidak mencerminkan kandungan gizi yang sebenarnya.
Sebuah studi dari Amerika Serikat yang diterbitkan dalam Peer-reviewed Reports in Medical Education Research meneliti hampir 600 produk makanan dan minuman dari supermarket besar. Hasilnya mengejutkan: label seperti “keto-friendly”, “organik”, atau “bebas gluten” ternyata tidak selalu berarti produk tersebut benar-benar menyehatkan.
Menurut hasil penelitian, jumlah klaim kesehatan yang ditampilkan di depan kemasan tidak berkaitan langsung dengan kualitas gizi produk tersebut. Artinya, semakin banyak label “sehat” di depan kemasan, bukan berarti produknya lebih bergizi. Bahkan, beberapa produk dengan klaim “alami” atau “baik untuk tubuh” justru memiliki kandungan gula dan lemak yang tinggi.
Peneliti utama, Vijay Kumar Malesu, menyebutkan bahwa klaim pada kemasan sering kali membuat konsumen tertipu secara visual.
“Banyak orang membuat keputusan dalam hitungan detik di lorong supermarket, dan klaim di depan kemasan bisa membuat mereka merasa yakin tanpa benar-benar memeriksa label gizi di belakang,” ujarnya.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan metode Nutri-Score, sistem penilaian gizi yang digunakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk menilai tingkat kesehatan produk. Hasilnya menunjukkan bahwa kategori makanan seperti buah dan sayuran memang cenderung lebih sehat, sementara makanan tinggi gula dan lemak tetap mendapat skor rendah meski memiliki banyak klaim “sehat” di depan kemasan.
Fakta menariknya, hanya sedikit produk yang benar-benar memiliki klaim kesehatan yang sah secara ilmiah dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat. Mayoritas klaim hanyalah bentuk strategi pemasaran agar produk terlihat lebih menarik.
Penelitian ini menegaskan bahwa konsumen sebaiknya tidak hanya terpaku pada kemasan depan. Cara paling tepat untuk menilai kesehatan makanan adalah dengan melihat label informasi gizi di belakang kemasan. Dari sana, kita bisa tahu berapa banyak gula, lemak jenuh, natrium, dan serat yang terkandung dalam produk tersebut.
Para ahli juga menyarankan agar masyarakat mulai membiasakan diri berbelanja berdasarkan kategori makanan yang lebih sehat — seperti buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan sumber protein alami — dibanding mengandalkan kata-kata menarik seperti “superfood”, “diet-friendly”, atau “rendah kalori”.
Dr. Vijay juga menambahkan, “Klaim di depan kemasan mungkin terdengar menenangkan, tapi kenyataannya tidak selalu sejalan dengan isi produknya. Jika ingin hidup sehat, fokuslah pada kandungan sebenarnya, bukan kata-kata yang dibuat untuk menarik perhatian.”
Kesimpulannya, label “sehat” di kemasan tidak selalu bisa dipercaya. Jadi, sebelum menaruh produk di keranjang belanja, luangkan waktu beberapa detik untuk membaca label gizi di bagian belakang. Karena pada akhirnya, kesehatanmu tidak ditentukan oleh janji di kemasan, melainkan oleh pilihan yang kamu buat dengan informasi yang benar.
0 Komentar
Anggur Super Manis dari Jepang!, Ilmuwan Ciptakan Varietas Baru yang Bikin Pecinta Wine Terpukau
Cameron Diaz Bikin Heboh dengan Resep Oatmeal Gurih Super Enak dan Gampang Dicoba di Rumah!
Makan Satu Apel Setiap Hari Bisa Turunkan Tekanan Darah dan Jaga Jantung Tetap Sehat!
Serat Sayuran Bisa Balikkan Penyakit Hati Akibat Gula!
Rutin Konsumsi Kedelai Fermentasi Bisa Tajamkan Daya Ingat di Usia Tua, Ini Penjelasan Ahlinya!
Leave a comment