Kasus Flu Burung di AS Menimbulkan Kekhawatiran Penularan Manusia ke Manusia

08 Oktober 2024 18:08
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa dari tahun 2003 hingga Juli 2024, terdapat 896 kasus H5N1 pada manusia di 24 negara.

Sahabat.com - Enam petugas kesehatan di Amerika Serikat yang melakukan kontak dekat dengan seorang pasien flu burung menunjukkan gejala pernapasan ringan, seperti dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Pasien tersebut tidak diketahui pernah berinteraksi dengan ternak atau hewan lain, meningkatkan kekhawatiran terkait kemungkinan penularan dari manusia ke manusia.

Hanya satu petugas kesehatan yang diuji untuk virus flu burung H5N1, dan hasilnya negatif. Semua petugas yang terlibat juga telah memberikan sampel darah untuk pengujian antibodi, meskipun hasilnya belum dirilis. Saat ini, CDC mengategorikan risiko bagi publik sebagai rendah.

Influenza, atau flu, adalah infeksi pernapasan yang disebabkan oleh sekelompok virus yang dikenal sebagai paramyxovirus. Virus ini memiliki genom berbasis RNA yang rentan terhadap mutasi, yang dapat mengubah karakteristiknya, termasuk tingkat penularan dan patogenisitas. Ada empat jenis virus influenza: A, B, C, dan D, dengan Influenza A dikenal dapat menginfeksi manusia dan hewan lain, termasuk burung. Flu burung termasuk dalam jenis A, dengan strain-strainnya diidentifikasi melalui kombinasi reseptor hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N).

Virus H5N1 pertama kali terdeteksi pada tahun 1997 dan mengalami lonjakan aktivitas di Inggris antara Oktober 2021 hingga September 2022, menginfeksi burung liar dan domestik. Pada tahun 2023, virus ini teridentifikasi di 37 negara, mengakibatkan pemusnahan lebih dari 50 juta burung, menurut badan Standar Pangan Eropa. Selain itu, virus ini juga telah ditemukan pada berbagai mamalia, seperti rubah dan berang-berang di Inggris. Namun, penularan antara mamalia belum dilaporkan, dan infeksi pada mamalia lebih mungkin disebabkan oleh konsumsi unggas mati yang terinfeksi.

Walaupun terdapat beberapa kasus H5N1 pada manusia baru-baru ini, semuanya tergolong ringan. Sejak tahun 2003 hingga April 2024, terdapat 463 kematian akibat H5N1 di seluruh dunia. Namun, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan kematian tahunan akibat flu musiman.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa dari tahun 2003 hingga Juli 2024, terdapat 896 kasus H5N1 pada manusia di 24 negara. Meskipun virus ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia, efektivitas penularan antar manusia masih sangat rendah.

Untuk penularan antar manusia yang efektif, virus perlu mengalami perubahan genetik agar dapat beradaptasi dengan inang manusia. Saat ini, H5N1 masih beradaptasi dengan inang unggas. Namun, jika virus influenza yang telah beradaptasi dengan manusia menginfeksi individu yang terinfeksi H5N1, ada kemungkinan terjadinya pertukaran RNA yang dapat meningkatkan kemampuan virus flu burung untuk menular antar manusia, seperti yang terjadi pada H1N1.

Sebagai langkah perlindungan, vaksin flu tahunan perlu diperbarui untuk mencakup H5N1. Selain itu, pemantauan terus-menerus terhadap evolusi virus sangat penting untuk menginformasikan langkah-langkah pengendalian dan mengidentifikasi perubahan genetik yang berpotensi memfasilitasi penularan ke inang non-unggas.

Saat ini, tidak ada bukti bahwa virus telah mengalami perubahan genetik yang meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi manusia secara efektif. Namun, para ilmuwan akan terus memantau situasi ini. Risiko infeksi pada populasi manusia tetap rendah, tetapi kewaspadaan sangat diperlukan untuk menjaga kondisi ini.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment