Sahabat.com - Siapa sangka, tembaga, mineral yang sering kita dengar dalam konteks kabel listrik, ternyata punya hubungan erat dengan fungsi otak yang lebih tajam di usia lanjut.
Temuan ini datang dari para peneliti di Hebei Medical University, Tiongkok, yang mengamati pola makan dan kondisi kesehatan 2.420 lansia di Amerika Serikat. Hasilnya?
Mereka yang asupan tembaganya lebih tinggi ternyata punya kemampuan kognitif yang lebih baik dibanding yang minim tembaga.
Menurut tim peneliti, tembaga bisa jadi punya peran penting dalam menjaga fungsi otak, apalagi buat mereka yang pernah mengalami stroke.
“Kami melihat adanya hubungan potensial antara konsumsi tembaga lewat makanan dan peningkatan fungsi kognitif pada lansia Amerika, terutama yang punya riwayat stroke,” ujar para peneliti dalam laporannya.
Tapi jangan keburu kalap. Ada batasan idealnya, lho. Mereka menemukan bahwa konsumsi sekitar 1,22 miligram tembaga per hari tampaknya jadi titik manis—cukup memberikan manfaat tapi tidak berlebihan.
Jadi, semangkuk lentil atau segenggam kacang kenari sudah cukup untuk memenuhi angka itu. Dan jangan salah, tembaga juga ada di jamur, cokelat hitam, bran gandum, kentang, hingga tiram.
Meski begitu, peneliti juga mengakui kalau studi ini belum bisa dianggap sebagai bukti mutlak. Soalnya, data makanan yang dikumpulkan hanya berdasarkan laporan peserta tentang apa yang mereka makan dalam 24 jam terakhir, dua kali saja. Jadi, masih butuh riset lanjutan yang lebih panjang dan mendalam.
Namun, tetap saja temuan ini menarik. Karena ternyata, tembaga memang punya peran penting di otak—dari bantu komunikasi antar-neuron, produksi energi otak, sampai perlindungan terhadap kerusakan.
Jadi, bukan cuma omong kosong. Bahkan, studi sebelumnya pun menunjukkan hal serupa: tembaga baik untuk otak. Tapi, tetap perlu hati-hati, karena kelebihan tembaga bisa berbahaya dan memicu stres oksidatif yang malah merusak otak.
Para peneliti juga menyoroti bagaimana meningkatnya jumlah lansia di dunia membuat kasus gangguan kognitif seperti demensia dan Alzheimer makin mengkhawatirkan.
Maka dari itu, apa yang kita makan—termasuk asupan mikronutrien seperti tembaga, magnesium, seng, dan selenium—bisa jadi kunci penting dalam menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia.
Walau bukan satu-satunya faktor, pola makan jelas punya pengaruh besar terhadap otak. Penelitian seperti ini membuka peluang untuk langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang lebih baik di masa depan.
0 Komentar
Rahasia Kacang Hijau yang Jarang Diketahui: Bisa Bikin Langsing, Turunkan Gula Darah, dan Awet Muda!
Waspada! Makan Keju Bisa Bikin Kamu Mimpi Buruk di Malam Hari
Viral Banget di Medsos! Sea Moss Katanya Superfood Ajaib, Tapi Beneran Sehat Nggak Sih?
Minuman Ajaib Ini Bisa Bikin Otak Tajam & Cegah Pikun Sejak Dini!
Leave a comment