Kurang Tidur Bisa Bikin Racun Berbahaya Menumpuk di Otak, Benarkah?

16 September 2025 11:41
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Para ilmuwan menemukan bahwa otak punya sistem pembuangan sampah sendiri yang disebut sistem glinfatik. Sistem ini bekerja lebih aktif saat kita tidur, dan fungsinya sangat penting: membersihkan racun yang bisa memicu penyakit otak, termasuk demensia dan Alzheimer.

Sahabat.com - Pernah merasa otak jadi lemot setelah semalaman kurang tidur? Ternyata, hal itu bukan cuma perasaan. 

Para ilmuwan menemukan bahwa otak punya sistem pembuangan sampah sendiri yang disebut sistem glinfatik. Sistem ini bekerja lebih aktif saat kita tidur, dan fungsinya sangat penting: membersihkan racun yang bisa memicu penyakit otak, termasuk demensia dan Alzheimer.

Ketika tidur kita terganggu, proses pembersihan racun ini bisa melambat. Akibatnya, zat berbahaya seperti protein amyloid beta bisa menumpuk. Jika dibiarkan, penumpukan ini berhubungan dengan terbentuknya plak di otak—ciri khas penyakit Alzheimer. 

Menurut penelitian, satu malam tanpa tidur saja sudah cukup meningkatkan kadar amyloid beta di bagian otak yang berhubungan dengan memori.

Peneliti dari Macquarie University menjelaskan bahwa tidur yang cukup mungkin membantu mempercepat pembersihan racun dari otak. 

“Temuan ini menguatkan dugaan bahwa tidur nyenyak punya peran besar dalam menjaga kesehatan otak dan bisa menurunkan risiko demensia,” kata para peneliti.

Namun, hingga kini para ahli masih terus meneliti bagaimana sebenarnya sistem glinfatik ini bekerja pada manusia. Banyak bukti awal berasal dari studi pada tikus, dan hasilnya terkadang berbeda. Meski begitu, hubungan antara kualitas tidur dan kesehatan otak semakin sulit diabaikan.

Gangguan tidur seperti sleep apnea dan insomnia juga ikut menjadi sorotan. Sleep apnea, misalnya, membuat napas terhenti berulang kali saat tidur, sehingga tubuh kekurangan oksigen dan mengalami kurang tidur kronis. Kondisi ini sudah dikaitkan dengan meningkatnya risiko demensia. 

Menariknya, ketika sleep apnea diobati, jumlah amyloid beta di otak bisa berkurang. Sedangkan insomnia, jika terjadi dalam jangka panjang, juga disebut meningkatkan risiko demensia, meski dampak pengobatannya terhadap racun otak masih belum jelas.

Para ilmuwan kini sedang meneliti lebih jauh, termasuk apakah obat tidur tertentu yang menargetkan reseptor orexin dapat membantu mempercepat pembersihan racun otak. Tapi untuk sekarang, hal yang paling bisa kita lakukan adalah memastikan tidur cukup dan berkualitas setiap malam.

Kalau kamu sering begadang, insomnia, atau merasa tidur tidak nyenyak, sebaiknya jangan anggap remeh. Konsultasi dengan dokter bisa jadi langkah penting untuk menjaga kesehatan otak di masa depan. Karena pada akhirnya, tidur bukan hanya soal istirahat, tapi juga cara tubuh menjaga otak tetap bersih dari racun berbahaya.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment