Lewat Uji Coba Klinis, Pria Akan Punya Alat Kontrasepsi Berbentuk Gel

05 Juni 2024 10:55
Penulis: Alamsyah, lifestyle
Ilustrasi alat kontrasepsi pria berbentuk gel. (iStock)

Sahabat.com - Laki-laki akan memiliki akses terhadap alat kontrasepsi lain selain kondom. Studi klinis telah menunjukkan efektivitas kontrasepsi pria berbahan gel.

"Kami sedang mengembangkan metode kontrasepsi yang aman, efektif, dan tersedia untuk pria," kata penulis utama studi Diana Blythe dan Program Pengembangan Kontrasepsi Institut Kesehatan Nasional, NBC News melaporkan.

Hasil yang menggembirakan dari uji coba fase 2 ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Masyarakat Endokrin pada hari Minggu (2/6/2024).

222 pria berusia antara 18 dan 50 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Mereka diminta untuk mengoleskan 5 mililiter, atau sekitar 1 sendok teh, gel ke setiap tulang belikat sekali sehari.

Setelah menggunakan gel ini setiap hari selama 12 minggu, 86% peserta penelitian mencapai penekanan sperma. Artinya, setiap mililiter air mani hanya mengandung sekitar 1 juta sperma, dan jumlah tersebut dinilai efektif mencegah kehamilan.

Sebagai perbandingan, jumlah sperma normal tanpa kontrasepsi adalah 15 juta hingga 200 juta sperma per mililiter air tawar.

“Penurunan jumlah sperma yang cepat merupakan berita yang menggembirakan, karena sebelumnya dibutuhkan waktu lama untuk mencapai jumlah sperma yang sama,” kata Bryce.

Gel mengandung Testosteron dan Nestrone. Ini berarti gel bekerja lebih cepat dan membutuhkan lebih sedikit testosteron.

Nestorone adalah hormon sintetis yang digunakan dalam alat kontrasepsi wanita. Menggabungkan Nestoron dan Testosteron dalam satu gel dapat mencegah produksi sperma pada pria tanpa mempengaruhi gairah seks atau menimbulkan efek samping lainnya.

Untuk melacak efek gel tersebut, peneliti meminta partisipan untuk berhubungan seks secara rutin dengan pasangannya. Pasangan harus setuju untuk menggunakan gel sebagai satu-satunya metode kontrasepsi dan melakukan hubungan seks setidaknya sebulan sekali selama satu tahun.

Jumlah sperma diuji secara berkala selama masa penelitian. Jika jumlah sperma Anda tetap rendah, peluang Anda untuk hamil pun menurun.

0 Komentar

Berita Terkait

Leave a comment